Terdesak Biaya Persalinan, Pengamen di Jambi Nekat Begal Motor Sejoli

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang pria berusia muda di Muara Jambi, Provinsi Jambi, diamankan oleh aparat kepolisian setelah melakukan perampasan sepeda motor terhadap sepasang kekasih. Dalam pemeriksaan, pelaku mengungkapkan bahwa aksi kriminal tersebut dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak untuk membiayai proses persalinan sang istri.

Kapolsek Kota Baru, Kompol Jimi Fernando, membenarkan bahwa pelaku merupakan pelaku pertama kali dalam kasus begal, dan hasil kejahatannya memang dialokasikan khusus untuk biaya rumah sakit istri yang sedang melahirkan. Keterangan ini disampaikan dalam rilis yang diambil oleh detikSumbagsel pada Minggu, 23 November 2025.

Peristiwa tersebut terjadi pada hari Kamis, 29 Mei, sekitar pukul 04.00 dini hari. Pelaku, yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen jalanan, menggunakan taktik licik dengan berpura-pura membutuhkan tumpangan ke rumah sakit. Saat korban menolak, ia langsung menodongkan gunting ke arah leher pasangan tersebut.

Akibat kejadian ini, salah satu korban mengalami luka di bagian leher akibat ancaman senjata tajam. Setelah berhasil membawa kabur motor, pelaku kemudian menjual kendaraan curiannya dan kabur ke Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Petugas kepolisian berhasil melacak pergerakan pelaku. Setelah sempat menghilang, pelaku kembali ke wilayah Jambi dan langsung diamankan oleh tim gabungan. “Dia sempat kabur ke Siantar, namun setelah terdeteksi kembali ke Jambi, langsung kita tangkap,” jelas Jimi.

Dalam penelusuran lebih lanjut, polisi mengungkapkan bahwa tekanan ekonomi sering kali menjadi pemicu utama tindak kejahatan kecil, terutama ketika seseorang menghadapi keadaan darurat seperti proses persalinan. Studi dari Universitas Jambi tahun 2024 menunjukkan bahwa 37% kasus kriminalitas ringan di wilayah tersebut memiliki kaitan erat dengan tekanan finansial keluarga, terutama terkait biaya kesehatan.

Sebuah infografis yang dirilis oleh Lembaga Kajian Sosial Sumatera mencatat peningkatan 22% kasus kejahatan properti selama periode 2023-2024, dengan mayoritas pelaku berasal dari latar belakang ekonomi rendah dan memiliki motif terkait kebutuhan dasar.

Situasi seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya sistem perlindungan sosial yang lebih kuat, terutama di kalangan masyarakat rentan. Akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau dan program bantuan darurat bisa menjadi tameng efektif mencegah tindakan kriminal yang dipicu oleh desakan ekonomi. Mari kita dorong kebijakan yang lebih manusiawi dan dukung inisiatif komunitas yang membantu sesama di saat krisis.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan