Banjir Bandang di Cigombong Bogor Akibat Hujan Deras, Dinding Rumah Warga Jebol

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Hujan lebat dengan intensitas tinggi yang melanda Cigombong, Bogor, Jawa Barat, memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Peristiwa ini menyebabkan dinding rumah warga jebol dan tiga rumah lainnya terancam bahaya susulan. Menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, air limpahan dari sebuah vila di samping pemukiman masuk ke celah antara bangunan vila dan rumah warga, sehingga membuat dinding rumah jebol.

Kejadian ini dilaporkan terjadi pada Sabtu malam (22/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong. Selain banjir, longsor dan pohon tumbang juga dilaporkan terjadi di lokasi yang sama. Hujan deras yang disertai angin kencang memperparah kondisi sehingga memicu longsor yang mengancam tiga unit rumah di sekitarnya.

Adam menegaskan bahwa bencana ini tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka fisik. Namun, ia mengingatkan pentingnya penanganan lanjutan dari instansi terkait guna mencegah risiko lebih besar jika cuaca ekstrem kembali terjadi. Ia khawatir hujan deras susulan dapat memperparah kerusakan bangunan yang terdampak di Kampung Lamping dan memicu longsor lanjutan di Kampung Citiis.

Tim penanganan bencana telah mengevakuasi pohon yang tumbang di lokasi longsor. Namun, tembok yang runtuh akibat longsoran masih belum diperbaiki hingga saat ini. Di tempat lain, tepatnya di Desa Tugu Jaya, tembok penahan tanah (TPT) sepanjang 5 meter runtuh dan satu rumah ambruk karena hujan deras serta kondisi tanah yang labil. Akibatnya, satu keluarga harus mengungsi karena rumah mereka tidak layak huni lagi.

Di Kampung Benteng, kondisi tanah yang tidak stabil ditambah hujan lebat menyebabkan tembok penahan tanah (TPT) mengalami longsor. Di lokasi yang sama, satu unit rumah roboh akibat tiupan angin kencang dan struktur bangunan yang kurang kokoh. Kerusakan terjadi pada bagian atap, dinding dapur, dan kamar tidur, membuat rumah tersebut tidak bisa ditempati kembali.

Studi kasus dari kejadian ini menunjukkan pentingnya mitigasi bencana berbasis lingkungan. Riset terbaru dari Pusat Studi Bencana IPB (2024) mencatat bahwa wilayah Bogor memiliki risiko tinggi longsor dengan indeks kerentanan 7,8 dari skala 10, terutama saat musim hujan. Faktor utama pemicu longsor adalah kombinasi curah hujan tinggi, kemiringan lereng, dan alih fungsi lahan menjadi permukiman tanpa analisis geoteknik yang memadai.

Infografis sederhana menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, Bogor mencatat 243 kejadian longsor, 68% di antaranya terjadi di kawasan permukiman yang dibangun di area rawan. Kerugian ekonomi akibat bencana hidrometeorologi di Jawa Barat mencapai Rp 1,2 triliun per tahun menurut data BNPB 2023.

Bencana alam memang tak bisa dicegah, namun risiko bisa diminimalkan dengan kesiapsiagaan, perencanaan tata ruang yang bijak, dan partisipasi aktif masyarakat. Lindungi lingkungan, dengarkan peringatan dini, dan siapkan rencana evakuasi keluarga. Kesiapan hari ini menyelamatkan nyawa besok.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan