Taiwan Presiden Menikmati Sushi, Tandatangan Dukungan kepada Jepang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mengunggah gambar dirinya sambil memegang sepiring sushi melalui media sosial sebagai tanda dukungan terhadap Jepang. Aksi ini dilakukan setelah dilaporkan bahwa China akan menghentikan impor makanan laut dari Jepang. Sebelumnya, laporan menyebutkan bahwa Tiongkok akan menghentikan impor produk makanan laut dari Jepang, meskipun kedua negara belum mengonfirmasi hal tersebut secara resmi.

Insiden ini berawal dari keterlibatan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, yang beberapa waktu lalu mengungkapkan kemungkinan intervensi militer Jepang jika terjadi serangan terhadap Taiwan. China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya, telah menjanjikan penguasaan atas pulau tersebut, bahkan dengan paksaan jika diperlukan.

Lai Ching-te, yang dikenal sebagai penggemar kedaulatan Taiwan dan kritikus terhadap China, memposting foto dirinya sambil tersenyum sambil memegang sepiring sushi. Di media sosial, ia menulis bahwa makan siang hari itu terdiri dari sushi dan sup miso, serta menambahkan tagar seperti #Yellowtail dari Kagoshima dan kerang dari Hokkaido. Foto dan video serupa juga diunggah di akun media sosial lainnya, termasuk X dan Instagram, dengan pesan tambahan dalam bahasa Jepang.

Lai Ching-te menyatakan bahwa foto tersebut sebagai tanda persahabatan antara Taiwan dan Jepang. Namun, Kementerian Luar Negeri China menilai unggahan tersebut sebagai “aksi tipuan”. Sebelumnya, media di Tokyo melaporkan bahwa China akan menangguhkan impor makanan laut Jepang, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah. China juga telah memanggil duta besar Jepang dan menghimbau warganya untuk menghindari perjalanan ke Jepang akibat pernyataan Takaichi.

Selain itu, China juga menunda perilisan minimal dua film Jepang, menurut media pemerintah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengingatkan Jepang untuk “berperilaku bermartabat” dan mengambil langkah nyata, termasuk mencabut pernyataan Takaichi, untuk memperbaiki hubungan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menambahkan bahwa pernyataan Jepang tentang Taiwan tidak meredam kekhawatiran China. Sementara itu, kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Minoru Kihara, menegaskan bahwa posisi Jepang tentang Taiwan tetap sama, terlepas dari pernyataan Takaichi. Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung, menyebut Partai Komunis China menggunakan taktik pemaksaan ekonomi dan intimidasi militer. Ia mendorong warga Taiwan untuk mendukung Jepang dan membeli produk Jepang dalam upaya menghentikan perilaku menindas China.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang, George Glass, juga berjanji akan mendukung Jepang selama konflik ini. Ia menulis di X bahwa pemaksaan adalah kebiasaan China yang sulit dihentikan, namun Amerika Serikat akan terus mendukung sekutu mereka dalam situasi ini.

Tindakan Lai Ching-te ini tidak hanya menjadi simbol dukungan terhadap Jepang, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai pejabat yang aktif mendukung stabilitas regional. Dalam situasi yang semakin rumit, dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat, menjadi penting untuk menjaga keamanan di kawasan Asia Timur. Konflik ini mengingatkan betapa pentingnya diplomasi dan kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan geopolitik yang semakin kompleks.

Lai Ching-te telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam situasi ini, tidak hanya dengan tindakan simbolis tetapi juga dengan mendorong dukungan ekonomi terhadap Jepang. Dukungan dari Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa aliansi internasional masih menjadi faktor kunci dalam menjaga kestabilan di kawasan ini. Pada saat yang sulit ini, keputusan dan kerja sama antara negara-negara akan menentukan masa depan hubungan internasional di Asia Timur.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan