Banjir Mengerikan di Vietnam Akibatkan 41 Korban Jiwa Setelah Hujan Lebat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Hujan lebat telah melanda wilayah selatan-tengah Vietnam sejak akhir Oktober, menyebabkan beberapa banjir di daerah tersebut. Dalam peristiwa tersebut, destinasi wisata populer juga terkena dampaknya. Tim penyelamat telah berusaha mengevakuasi korban yang tersisa dengan membawa mereka ke tempat yang lebih tinggi dari rumah yang terendam. Berdasarkan laporan dari AFP pada Kamis (20/11/2025), beberapa wilayah kota di pesisir Nha Trang, tempat wisata terkenal dengan pantai alamnya, mengalami banjir hebat, dengan ratusan mobil terkubur di bawah air.

Bui Quoc Vinh, seorang pemilik bisnis berusia 45 tahun, memberitahu bahwa dia masih aman di apartemen di lantai 24 di Nha Trang. Namun, restoran dan tokonya yang terletak di lantai dasar terendam air hingga setinggi satu meter (3,2 kaki). Karyawan-karyawannya mengalami kesulitan lebih besar. “Staf saya harus mengurus rumah mereka yang terendam banjir,” ungkapnya. “Saya merasa air tidak akan segera surut karena hujan masih jatuh terus-menerus.”

Tim penyelamat di provinsi Gia Lai dan Dak Lak, yang terletak di tengah Vietnam, menggunakan perahu untuk membantu warga yang terjebak. Mereka membuka jendela dan memecahkan atap rumah untuk menyelamatkan mereka. Media pemerintah melaporkan peristiwa ini pada hari Rabu. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup pada Kamis (20/11), setidaknya 41 orang telah meninggal di enam provinsi sejak Minggu (16/11), sementara pencarian terus berlanjut untuk sembilan orang lainnya.

Banjir ini telah menyebabkan lebih dari 52.000 rumah terendam dan hampir 62.000 orang dievakuasi. Beberapa jalan utama masih tertutup akibat tanah longsor, dan sekitar satu juta pelanggan kehilangan akses listrik, menurut Kementerian. Di daerah pegunungan sekitar Dalat, pusat wisata yang populer, terjadi tanah longsor yang mematikan. Beberapa wilayah mencatat curah hujan hingga 600 milimeter (dua kaki) sejak akhir pekan, seperti dilaporkan oleh biro cuaca nasional.

Vu Huu Son, seorang pemilik hotel berusia 56 tahun, menyatakan bahwa tanah longsor telah menghambat semua akses ke kota, kecuali satu jalan. “Saya pikir saat ini tidak ada wisatawan di sini karena mereka semua pergi sebelum hujan dan membatalkan perjalanan mereka,” katanya kepada AFP.

Jalan Mimosa Pass sepanjang 100 meter terblokir karena tanah longsor, dan dua jalan lain ditutup karena risiko longsor, seperti dilaporkan oleh media pemerintah Tuoi Tre News. Kereta api yang menghubungkan antara utara dan selatan Vietnam dihentikan sementara oleh perusahaan kereta api yang dikelola pemerintah. Wakil Perdana Menteri Ho Quoc Dung memerintahkan pemimpin tiga provinsi yang terkena dampak banjir—Khanh Hoa, Dak Lak, dan Gia Lai—untuk memobilisasi tentara, polisi, dan pasukan keamanan untuk segera memindahkan warga ke tempat yang lebih aman. Tim penyelamat juga membawa makanan dan air ke rumah sakit yang terendam banjir di kota pesisir Quy Nhon di Provinsi Binh Dinh, setelah para dokter dan pasien bertahan hidup dengan mi instan dan air selama tiga hari, seperti dilaporkan oleh media pemerintah Thanh Nien.

Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor sering menjadi tantangan serius bagi Vietnam, terutama pada musim hujan. Kejadian ini mengingatkan pada pentingnya persiapan dan sistem evakuasi yang efisien untuk melindungi nyawa warga. Bagi masyarakat, kesadaran akan risiko dan pelatihan tanggap darurat juga sangat penting. Dalam menghadapi peristiwa seperti ini, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak menjadi kunci untuk mengurangi dampak dan mengembalikan keamanan. Semangat solidaritas dan kesiapsiagaan terus diperlukan untuk menghadapi tantangan alam yang sama sekali tidak dapat diprediksi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan