OJK Ungkap Serangkaian Tantangan dalam Penumpasan Pinjol Ilegal

Pinjol ilegal terus menjadi masalah serius di Indonesia. OJK telah mengungkap berbagai kendala yang dihadapi dalam upaya pemberantasannya. Dahnial Apriyadi, Deputi Direktur Departemen Pelindungan Konsumen OJK, menegaskan bahwa tindakan terhadap pinjol ilegal tetap dilakukan, tetapi praktiknya tetap merajalela.

Menurut Dahnial, pembuatan platform pinjol dapat dilakukan dengan cepat, bahkan dalam sehari saja. Platform tersebut bisa dibuat dengan tingkat keahlian yang berbeda-beda. Akibatnya, penegakan hukum terhadap mereka sulit dilakukan.

Selain itu, pinjol ilegal sulit untuk dibasmi karena telah membentuk jaringan yang kompleks. Sebagian besar server yang digunakan beroperasi dari luar negeri, membuat pengawasan lebih sulit. Masyarakat yang masih memiliki literasi keuangan rendah juga menjadi faktor utama. Banyak orang yang tergiur dengan kecepatan dalam mendapatkan pinjaman, tanpa memahami risiko yang ada.

Masyarakat cenderung memilih pinjol ilegal karena proses di bank dianggap rumit dan memakan waktu lama. Beberapa orang juga meminjam uang hanya untuk keperluan konsumtif, seperti menyesuaikan gaya hidup atau mengikuti tren. Dalam kasus seperti ini, mereka sering kali terpancing dengan fomo (Fear Of Missing Out).

OJK menegaskan bahwa mudahnya membuat platform dan akses digital telah memudahkan adanya pinjol ilegal. Negara lain memiliki fenomena yang sedikit karena masyarakatnya memiliki literasi finansial yang lebih tinggi. Di Indonesia, pasaran pinjol ilegal besar karena banyaknya masyarakat yang tetap memilih jalur cepat untuk memenuhi kebutuhan finansialnya.

Dahnial mengajak masyarakat untuk melaporkan kasus pinjol ilegal ke Satgas PASTI melalui kanal sipasti.ojk.go.id. Pinjol ilegal kerap merugikan masyarakat, bahkan meskipun awalnya membuat mereka merasa terbantu. Resiko yang umum adalah bunga dan denda yang tidak terbatas. Misalnya, seseorang dapat meminjam Rp 5 juta, tetapi karena tidak bisa membayar, utangnya bisa tumbuh menjadi Rp 100 juta.

Selain itu, pinjol ilegal juga berisiko meningkatkan bunga pinjaman secara drastis dalam waktu singkat. Misalnya, hari ini bunga Pinjol 5%, tetapi tiga hari kemudian bunga bisa naik hingga 40%. OJK menegaskan bahwa masyarakat harus memahami risiko ini dan tidak tergiur dengan pinjol ilegal meski dalam keadaan mendesak.

Selain masalah finansial, sindikat pinjol ilegal juga menargetkan data pribadi. Platform pinjol tidak resmi bisa mengakses semua informasi di ponsel, termasuk kontak, foto, dan data lainnya. Informasi ini bisa disalahgunakan untuk merusak reputasi atau memaksa korban untuk membayar utang.

Pinjol ilegal bukan hanya masalah keuangan, tetapi juga ancaman pada privasi dan reputasi individu. OJK terus berusaha memerangi fenomena ini, tetapi dukungan masyarakat sangat diperlukan. Dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya pinjol ilegal dan melaporkan kasus yang terjadi, kita bisa bersama-sama membuat Indonesia lebih aman dari pengaruh negatif pinjol ilegal.

Tetap waspada dengan penawaran pinjaman yang terlalu mudah dan menguntungkan. Jaga data pribadi Anda dan selalu pilih jalan yang legal dalam menanggulangi masalah keuangan. Keamanan finansial Anda adalah investasi jangka panjang yang tidak bisa dipertukarkan dengan solusi instan dan berbahaya.

Baca juga Berita lainnya di News Page