Tiga Dekade Kasus Pembunuhan Wanita Terkuak Melalui DNA

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pembunuhan seorang wanita yang terjadi pada 1996 akhirnya terungkap setelah pencocokan DNA. Kasus yang telah lama tak terselesaikan ini berhasil dipecahkan dengan adanya bukti genetik yang memastikan identitas pelakunya.

Menurut laporan ABC, Debbie Dorian, mahasiswa ekonomi di California State University, menjadi korban pembunuhan yang menggoncang Central Valley, California. Penyidik menyimpulkan bahwa korban meninggal akibat sesak napas setelah diikat dan mulutnya disumbal dengan lakban.

Hasil otopsi menunjukkan bahwa Debbie telah tewas dua hari sebelum jenazahnya ditemukan. Saksi mengaku melihat seseorang tidak dikenal mendekati apartemen korban pada waktu kejadian. Di tempat kejadian, polisi menemukan jejak DNA yang diyakini milik pembunuh.

Pada 2006, polisi menemukan kesamaan antara DNA kasus Debbie dengan sampel DNA dari kasus kekerasan seksual di Visalia. Namun, pada saat itu, mereka belum bisa menghubungkan DNA tersebut dengan identitas tertentu.

Tahun 2018, tim penyidik Debbie bekerja sama dengan tim yang mengungkap kasus Golden State Killer. Mereka menggunakan teknologi silsilah genetik forensik, yang saat itu masih relatif baru, untuk memecahkan misteri DNA.

Akhirnya, polisi menemukan kecocokan DNA di lokasi kejadian dengan Nickey Duane Stane, seorang pria yang tinggal di Visalia. Stane diduga telah melakukan serangkaian serangan seksual di kota tersebut selama bertahun-tahun dengan menggunakan senjata. Puder, salah satu penyidik, menjelaskan bahwa modus operandi Stane adalah mencari wanita muda, akhir belasan hingga awal 20-an, lalu mengancam mereka dengan senjata api.

Stane ditangkap dan didakwa atas berbagai kejahatan, termasuk pembunuhan Debbie dan empat kasus penyerangan seksual di Visalia. Dalam wawancara dengan polisi, Stane mengakui telah mendekati wanita di jalan, mencekik, dan memaksa mereka, namun dia tidak mengaku langsung dalam kasus pembunuhan Debbie.

Jaksa penuntut menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan Stane pernah berhubungan dengan Debbie sebelum kematiannya. Setelah berbalik-balik cerita, Stane akhirnya mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat pada Juni 2025. Kasus ini sudah berlangsung selama hampir tiga dekade sebelum akhirnya selesai.

Studi kasus ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi DNA dalam penyelidikan kepolisian. Dengan menggunakan teknologi terbaru, bahkan kasus lama yang belum terselesaikan dapat dipecahkan. Hal ini membuka kemungkinan bahwa lebih banyak kasus yang akan terungkap dengan adanya kemajuan teknologi forensik.

Kasus ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya kebijakan keamanan publik yang ketat, terutama dalam melindungi wanita muda dari kekerasan seksual dan pembunuhan. Penerapan teknologi forensik modern harus terus dikembangkan untuk mempercepat penanganan kasus-kasus serupa di masa depan.

Dengan adanya solusi dalam kasus ini, diharapkan masyarakat akan semakin percaya diri dalam sistem keadilan dan teknologi forensik yang terus berinovasi.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan