Wakil Ketua DPR Cucun Terlibat Kontroversi Soal Keterangan Ahli Gizi dr Tan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pernyataan Cucun Ahmad Syamsurijal, Wakil Ketua DPR RI, dalam sebuah forum tentang makan bergizi gratis (MBG) menimbulkan kontroversi. Dalam video yang luas beredar, Cucun tampak tidak senang terhadap saran tiga solusi yang diajukan mengenai program MBG tersebut. Ia mengkritik generasi muda yang dianggapnya arogan karena memperdebatkan sistem penamaan dan standar dalam bidang ilmu, khususnya dalam hal penggunaan istilah “ahli gizi” dalam program MBG.

Cucun menegaskan bahwa program MBG tidak harus melibatkan ahli gizi dan menyebutkan rencana untuk mengganti istilah tersebut menjadi “tenaga yang menangani gizi.” Ucapannya ini menuai reaksi keras dari para profesional kesehatan, terutama komunitas ahli gizi, yang merasa kompetensi dan perannya dalam program gizi nasional telah direndahkan.

Dr. Tan Shot Yen, seorang ahli gizi, menyatakan bahwa pernyataan Cucun menunjukkan ketidaktahuan tentang profesi gizi. Ia membandingkan keputusan mengganti ahli gizi dengan tenaga lainnya sebagai tindakan sembrono, seperti mengganti pilot dengan petugas darat yang baru dilatih simulasi. Dr. Tan menegaskan bahwa seorang pembuat kebijakan harus memahami perbedaan antara jabatan struktural dan fungsional, agar tidak sembarangan memutuskan siapa yang berhak menangani tugas tertentu.

Dr. Tan juga mengkritik sikap yang dianggap arogan dari pihak yang berargumen bahwa ahli gizi bisa diganti, karena menurutnya, hal ini menunjukkan ketidakpahaman tentang kompleksitas pekerjaan profesional gizi. Ia menyebut bahwa yang sebenarnya arogan adalah mereka yang berargumen tanpa memahami isu secara mendalam.

Dalam perbincangan di kompleks parlemen, Senayan, Cucun menjelaskan bahwa ucapannya berdasarkan hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi IX dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Menurutnya, usulan untuk mengganti istilah berasal dari ahli gizi sendiri, namun hal itu tidak mungkin dilakukan karena sudah tertuang dalam Peraturan Presiden. Cucun juga meminta maaf jika dinyanyikan diskusi dalam rapat sempat menyinggung profesi ahli gizi dan berkomitmen untuk mendukung sinergi pelaksanaan program MBG.

Kontroversi ini mengungkapkan pentingnya pengakuan terhadap profesionalisme dan peran spesifik setiap tenaga kesehatan dalam menjamin kualitas program gizi nasional. Keadilan dan pengetahuan yang tepat adalah kunci untuk memastikan program seperti MBG berjalan dengan optimal. Teruslah menjaga kehormatan profesi dan kerjasama antarstakeholder agar program-program penting seperti ini bisa memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Studi kasus yang relevan menunjukkan bahwa kolaborasi antara pembuat kebijakan dan profesional kesehatan dapat meningkatkan efektivitas program gizi. Misalnya, program gizi di negara-negara maju sering kali berhasil karena terlibatnya ahli gizi dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Hal ini membuktikan bahwa kompetensi spesifik adalah faktor kunci dalam merencanakan program kesehatan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan