Pimpinan Tujuh BEM Unsil Segera Bertemu Usai Tragedi Gazebo Ambruk

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tasikmalaya, Radartasik.id — Setelah terjadinya runtuhnya gazebo di halaman dekanat FKIP Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, pimpinan tujuh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas segera mengadakan pertemuan pada malam Minggu (16/11/2025).

Muhamad Risaldi, Presiden Mahasiswa Unsil, mengkritik insiden ini sebagai contoh buruk dan menunjukkan keterlambatan dalam pemantauan fasilitas di kampus. “Kami mulai dengan mengungkapkan duka cita, dan pada malam ini, pimpinan tujuh fakultas berkoordinasi untuk tanggap kebijakan ini,” ungkapnya.

Risaldi menekankan BEM akan melakukan diskusi resmi dengan rektorat, khususnya terkait penilaian komprehensif sarana dan prasarana. “Kami akan meminta audit luas pada area bangunan yang sering dikuasai mahasiswa,” tambahnya.

Menurut Risaldi, kampus lebih sering melakukan langkah tanggap setelah insiden, bukan upaya pencegahan. “Dalam rapat rektor sebelumnya, kami sudah menyampaikan masalah fasilitas. Namun, biasanya yang dilakukan hanya tindakan tanggap, bukan pencegahan,” jelasnya.

Ujarnya, banyak bangunan tua di Unsil membutuhkan perhatian khusus. “Tidak semua gedung baru direnovasi. Ada banyak yang sudah lama dan perlu pemeriksaan berkala, minimal setiap setahun atau setiap enam bulan,” katanya.

Risaldi menilai insiden ini tidak biasa dan mengindikasikan kelalaian. “Ini merupakan prekeden negatif bagi Unsil. Ya, ini bisa disebut kesalahan,” tegasnya.

Ia berharap kampus lebih serius dalam manajemen fasilitas dan memastikan keamanan aktivitas mahasiswa. “Supaya insiden serupa tidak terulang lagi,” katanya.

Abdi Ludiansyah, Ketua BEM FKIP Unsil, menginformasikan satu korban masih dalam perawatan. “Tinggal satu orang yang masih dirawat. Sisanya sudah diperbolehkan pulang,” terangnya.

Ia menegaskan semua korban harus mendapatkan perhatian penuh hingga sembuh. “Korban harus mendapatkan hak, perlindungan, dan perawatan hingga pulih. Kami adalah pihak yang langsung terkena dampak,” tutupnya.

Sementara itu, pengecekan struktural menunjukkan bahwa bangunan gazebo telah mengalami korosi dan kerusakan struktural yang parah, menurut laporan awal dari tim teknik kampus. Kejadian ini semakin menekankan pentingnya pemantauan rutin dan pemeliharaan yang lebih baik pada fasilitas kampus.

Selain itu, mahasiswa dan dosen telah memulai inisiatif untuk mengadakan diskusi terbuka tentang keamanan kampus, dengan harapan agar insiden seperti ini tidak terjadi lagi. Masyarakat academia diharapkan aktif berpartisipasi dalam upaya memperbaiki kondisi fasilitas kampus.

Meskipun insiden ini telah menimbulkan keprihatinan, juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan aspek keamanan dan kualitas fasilitas pendidikan. Dengan kerja sama yang erat, kampus dapat menjadi tempat yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh warga akademik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan