Pelatihan Santri Sebagai Tenaga Konstruksi Diusung Setiap Tahun oleh Menteri PU

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, memperkenalkan program pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) untuk santri pesantren yang akan dilakukan setiap tahun secara teratur, walaupun tidak menjadi kewajiban bagi seluruh santri. Program ini terbuka bagi mereka yang berminat untuk mengikuti.

Dalam rencana anggaran tahun 2025, Kementerian PU merencanakan pelatihan untuk 2.500 peserta dari berbagai pesantren di sembilan provinsi, dengan total biaya mencapai Rp 7,5 miliar. Namun, Dody Hanggodo menegaskan bahwa jumlah peserta tetap bergantung pada minat mereka. Ia menyampaikan: “Setiap tahun kami melakukan ini, tetapi tergantung juga pada peserta. Misalnya target kita 2.500, tapi hanya 500 yang berminat, jadi tergantung minat mereka.”

Inisiatif ini merupakan tanggapan terhadap arahan Presiden untuk meningkatkan akses pelatihan dasar konstruksi bagi santri, khususnya setelah insiden runtuhnya Pondok Pesantren Al-Khoziny pada 29 September 2025. Dody Hanggodo menjelaskan bahwa tujuan program ini bukan untuk mengarahkan santri menjadi tukang bangunan, melainkan untuk memberikan dasar ilmu konstruksi. “Kita hanya memberikan pelajaran dasar saja, tidak lebih tidak kurang. Tidak untuk membuat mereka menjadi tukang, hanya untuk memiliki pengetahuan dasar,” kata Dody.

Sebagai bagian dari program ini, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) memiliki kegiatan Training of Trainers (TOT) untuk instruktur pelatihan TKK di lingkungan pesantren. Pelatihan ini dilaksanakan pada 3 November 2025 secara bersamaan di dua lokasi: Kantor Bersama BJKW III DKI Jakarta dan Kantor BJKW IV Surabaya.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Boby Ali Azhari, mengungkapkan bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 42.000 pesantren, tetapi hanya sebagian kecil yang memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Banyak pesantren dibangun tanpa pengawasan ahli, sehingga berpotensi menimbulkan masalah keselamatan. “Melalui pelatihan dan sertifikasi ini, santri diharapkan bisa membangun dengan pengetahuan yang sesuai dengan standar kompetensi konstruksi, keselamatan, dan mutu,” tulisnya dalam keterangan tertulis.

Kegiatan ini juga merupakan upaya Kementerian PU untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di bidang konstruksi yang kompeten dan berakhlak mulia. Boby Ali Azhari berharap pesantren tidak hanya menjadi pusat pembinaan spiritual, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi dan keterampilan. Pelatihan TOT berlangsung selama 6 hari, dari 3 hingga 8 November 2025, dengan 105 peserta yang akan menjadi instruktur pelatihan TKK di pesantren. Materi pelatihan meliputi perizinan bangunan, sanitasi pesantren, serta kompetensi dasar tukang bangunan sesuai Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2021.

Program pelatihan ini bukan hanya memperkuat kemampuan santri dalam konstruksi, tetapi juga mendorong pesantren untuk menjadi pusat pembelajaran holistik yang mencakup aspek spiritual, ekonomi, dan teknis. Dengan demikian, pesantren dapat berkontribusi lebih besar dalam pembangunan masyarakat yang lebih kuat dan aman.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan