Kota Tasikmalaya Terpukul Bencana Alam, Rumah di Perum PLN Roboh dan Saluran Air Terputus

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Suasana seru terasa di Perum PLN, Kampung Sukajaya, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Tasikmalaya, pada Sabtu malam (15/11/2025). Tiga rumah warga mengalami kerusakan, dengan satu di antaranya total hancur, yakni rumah milik Abdul Muin berusia 82 tahun. Puing-puing dari bangunan ini menimbulkan penumpukan di Sungai Cikalang.

Petugas dari berbagai instansi, termasuk BPBD Kota Tasikmalaya, Polsek Mangkubumi, TNI, Tagana, relawan, dan warga sekitar, bekerja sama untuk membersihkan puing-puing yang menghalangi aliran sungai. Mereka berusaha keras meski dengan penglihatan terbatas, kondisi medan yang sempit, dan permukaan yang licin. Alat mereka terdiri dari linggis, tambang, helm keselamatan, hingga bor untuk membersihkan rongsokan bangunan yang menyumbat aliran air.

Opang, salah satu petugas BPBD Kota Tasikmalaya, menjelaskan bahwa tim mereka segera berangkat ke lokasi setelah menerima laporan dari warga. “Kira-kira jam 21.00 WIB kami tiba di tempat. Pada siang hari, kami sudah memeriksa bangunan tersebut. Malamnya, pemilik rumah melaporkan bahwa bangunan akhirnya runtuh ke sungai,” kata Opang kepada Radar Tasikmalaya, Minggu (16/11/2025) dini hari.

Menurut Opang, bangunan tersebut sudah lama mengalami kerusakan struktural. Retakan pada dinding dan material yang rusak diperparah oleh hujan lebat serta arus sungai yang kuat sejak sore hari. “Bangunan sudah retak dan lapuk. Ditambah hujan deras dan aliran sungai yang kuat, akhirnya ambruk,” ujarnya.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Penghuni rumah sudah lebih dulu mengungsi karena takut bangunan akan runtuh. “Alhamdulillah, tidak ada yang terluka. Satu material besar sudah berhasil kami pindahkan. Evakuasi puing-puing masih kami lanjutkan agar tidak menghambat aliran sungai,” tambahnya.

Hingga sekitar jam 00.30 WIB, aliran sungai kembali normal. Namun, satu potongan beton besar masih tersangkut di dasar sungai. “Pentingnya aliran air sudah lancar. Untuk beton besar, kami koordinasikan penggunaan alat berat karena tak mungkin diangkat dengan cara manual,” terang Opang.

Koordinator Lapangan URC BPBD Kota Tasikmalaya, Harisman, menekankan bahwa prioritas utama petugas adalah memastikan rongsokan tidak menyebabkan luapan air di sungai.

Terbaru, data menunjukkan bahwa bencana alam seperti ini sering terpengaruh oleh kualitas konstruksi bangunan dan perubahan iklim. Studi menunjukkan bahwa hujan ekstrem dan arus sungai yang kuat semakin sering terjadi, meningkatkan risiko kerusakan pada struktur yang tidak tangguh. Penduduk di wilayah rawan bencana dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap bangunan mereka, terutama setelah musim hujan.

Kasus ini juga membuktikan pentingnya kerjasama antara pemerintah, komunitas, dan relawan dalam menanggapi bencana. Dengan kerjasama seperti ini, dampak bencana dapat diminimalkan, dan masyarakat bisa lebih siap menghadapi situasi darurat.

Meskipun insiden ini tidak menimbulkan korban, ini menjadi peringatan bahwa bangunan yang sudah usang perlu diperkuat atau diganti. Investasi dalam infrastruktur yang tangguh dan sistem peringatan dini dapat mengurangi kerusakan dan risiko pada masa depan. Masyarakat juga harus lebih waspada terhadap perubahan cuaca dan siap dengan rencana evakuasi jika terjadi bencana.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan