Kaji Ulang Model Bisnis Penerbangan untuk Hidupkan Bandara Wiriadinata di Kota Tasikmalaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kota Tasikmalaya, seperti beberapa daerah lainnya di Indonesia, sedang menghadapi tantangan serupa dengan adanya bandara yang tidak aktif. Bandara Wiriadinata, yang telah lama tidak beroperasi sejak penerbangan komersial di sana berhenti pada tahun 2023, menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah kota ini. Keterbatasan dalam konektivitas transportasi terus menjadi penghambat utama dalam upaya mempercepat aktivitas ekonomi di Tasikmalaya dan wilayah sekitarnya.

Dua proyek infrastruktur yang diharapkan menjadi jawaban atas tantangan ini, yaitu Bandara Wiriadinata dan Tol Getaci, belum dapat memberikan dampak yang signifikan. Pembangunan Tol Getaci, yang awalnya direncanakan selesai pada tahun 2027, masih belum dimulai secara penuh. Hanya proses pembebasan lahan yang sedang berlangsung di beberapa wilayah, terutama di Garut.

Bandara Wiriadinata sendiri sempat beroperasi kembali setelah pandemi Covid-19, namun tidak berumur panjang. Maskapai Citilink melayani penerbangan singkat di sana pada tahun 2023, tetapi hanya bertahan selama seminggu sebelum akhirnya berhenti. Pemerintah kota kini kembali berusaha untuk mengaktifkan bandara ini, dengan harapan dapat meningkatkan aksesibilitas dan menyokong Bandara Kertajati di Majalengka yang sudah berstandar nasional tetapi masih belum terhubung secara optimal dengan kota-kota sekitar.

Contohnya, jemaah haji dari Tasikmalaya masih harus menggunakan Embarkasi Jakarta buat berangkat hajinya, bukan melalui Bandara Kertajati. Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, menjelaskan bahwa pemerintah kota akan mengarahkan kebijakan untuk mengaktifkan kembali penerbangan komersial di Bandara Wiriadinata. Namun, keputusan ini harus didasarkan pada analisis model bisnis yang matang, bukan hanya solusi jangka pendek. โ€œKami akan memastikan aksesibilitas yang baik dan berkelanjutan,โ€ ucapnya dalam sebuah wawancara pada 11 November 2025.

Selain itu, proyek Tol Getaci diharapkan akan dimulai pada tahun 2026 dan siap beroperasi sekitar tahun 2029. Tol ini diperkirakan akan membuka peluang ekonomi baru, termasuk mengukuhkan operasional Bandara Wiriadinata.

Menurut studi terbaru, adanya bandara lokal seperti Wiriadinata dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, seperti peningkatan aksiom mobilitas, kenaikan investasi, dan peningkatan pariwisata. Namun, kelayakan operasional dan dukungan pemerintah menjadi faktor kunci dalam menjamin keberlangsungan bandara ini. Kasus Bandara Wiriadinata dapat menjadi pelajaran bagi daerah lain dalam mengoptimalkan infrastruktur transportasi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah harus memastikan bahwa setiap investasi infrastruktur diarahkan dengan strategi yang jelas dan tanggung jawab. Dengan demikian, proyek-proyek seperti ini tidak hanya menjadi asset fisik, tetapi juga menjadi penggerak utama perkembangan daerah. Ayo, mari kita dukung upaya pengembangan infrastruktur dengan bijak agar hasilnya dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan