Ilmuwan Modifikasi Ginjal Babi untuk Sesuai dengan Tubuh Manusia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Xenotransplantasi, atau transplantasi organ antarspesies, menjadi alternatif berharap bagi ribuan pasien yang menunggu donor organ. Namun, untuk mengintegrasikan ginjal babi ke tubuh manusia, ilmuwan harus mengatasi tantangan utama, yaitu penolakan hiperakut oleh sistem kekebalan tubuh.

Proses pengembangan ginjal babi yang dapat diterima tubuh manusia melibatkan teknik rekayasa genetik yang rumit. Hal ini mencakup penghapusan gen babi yang berpotensi berbahaya dan penambahan gen manusia yang memiliki peran melindungi organ.

Penolakan ginjal babi oleh tubuh manusia terjadi dalam waktu sangat singkat, baik dalam hitungan menit maupun jam. Hal ini disebabkan oleh keberadaan molekul tertentu pada sel babi yang dianggap asing oleh sistem imun manusia.

Untuk memahami mekanisme penolakan ini, para peneliti melakukan transplantasi ginjal babi yang sudah dimodifikasi genetik ke dalam tubuh seorang pasien yang telah dinyatakan mati otak namun masih memiliki detak jantung yang berfungsi dan dibantu dengan ventilator. Keluarga pasien telah menyetujui penggunaan tubuhnya untuk tujuan penelitian. Selama 61 hari, tim peneliti melakukan pemantauan intensif dan mengumpulkan sampel jaringan, darah, dan cairan tubuh dalam frekuensi yang tidak mungkin dilakukan pada pasien yang masih hidup. Peluang ini memungkinkan mereka untuk menganalisis secara mendalam interaksi antara sel kekebalan manusia dan ginjal babi.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penolakan organ terjadi karena dua faktor utama: antibodi dan sel T. Antibodi adalah protein imun yang membantu mengidentifikasi dan menghancurkan bahan asing, sementara sel T bertanggung jawab untuk menghancurkan patogen tertentu.

Setelah memahami pola reaksi ini, peneliti berhasil menghentikan episode penolakan yang terjadi pada ginjal babi. Mereka menggunakan kombinasi obat yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, yang dirancang untuk menghambat aktivitas antibodi dan sel T. “Kami telah membuka jalan baru untuk mengatasi reaksi imun berbahaya saat melakukan transplantasi organ babi ke manusia,” kata Dr. Robert Montgomery, penulis utama studi. “Ini menjadi pelopor bagi uji coba klinis yang lebih sukses di masa depan.” Tidak ditemukan kerusakan permanen atau penurunan fungsi ginjal setelah pengobatan, menunjukkan bahwa ginjal babi dapat berfungsi sebagai alternatif pengganti ginjal manusia.

Ginjal yang digunakan dalam penelitian ini disediakan oleh Revivicor, perusahaan patungan United Therapeutics, dan telah melalui proses rekayasa genetik untuk menghindari penolakan awal. Tujuannya adalah menghilangkan gen babi tertentu, seperti GGTA1 yang menghasilkan karbohidrat Alpha-Gal, yang menjadi pemicu utama penolakan hiperakut. Selanjutnya, gen manusia seperti CD46, CD55, dan CD59 ditambahkan ke ginjal babi. Gen-gen ini berperan sebagai inhibitor komplemen, yang membantu melindungi organ dari serangan sistem kekebalan tubuh manusia. “Penelitian ini memberikan target yang jelas untuk terapi lebih lanjut yang dapat meningkatkan keberhasilan xenotransplantasi,” kata Dr. Brendan Keating, penulis senior studi.

Kemajuan dalam xenotransplantasi memberikan harapan baru bagi pasien yang membutuhkan transplantasi organ. Dengan terus mengembangkan teknologi rekayasa genetik dan terapinya, kemungkinan bahwa organ hewan dapat menjadi sumber organ pengganti yang dapat diterima tubuh manusia semakin dekat terwujud. Ini bukan hanya berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada donor organ manusia.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan