Banjir Melanda Tenda Pengungsian di Gaza, Warga Terisak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir melanda kamp pengungsi di Gaza, Palestina, saat hujan deras dan suhu dingin memperparah kondisi warga yang sudah berada dalam situasi sulit. Wilayah Gaza masih dikepung oleh Israel, yang terus melarang masuknya bantuan seperti tenda dan suplai lain.

Menurut Aljazeera, pada Minggu (16/11/2025), para pengungsi Palestina berusaha menggali parit sekitar tenda mereka agar air tidak memasuki tempat tinggal mereka. Beberapa warga mencari perlindungan di bangunan-bangunan yang rusak bahkan beresiko runtuh.

Seorang ibu dua anak Palestina mengaku menangis sejak pagi karena tenda keluarganya terendam banjir akibat hujan deras semalam. Wanita ini, yang tidak ingin namanya terungkap, bercerita tentang kesulitan memenuhi kebutuhan anak-anaknya setelah beberapa anggota keluarganya, termasuk suaminya, menjadi korban dalam perang yang dimulai oleh Israel sejak Oktober 2023.

“Ia mengajukan permohonan bantuan untuk mendapatkan tenda, kasur, dan selimut yang memadai. Anak-anaknya juga membutuhkan pakaian yang layak,” ungkapnya. “Saya tidak punya siapa untuk dimintai tolong… Tidak ada yang bisa membantu saya,” tambahnya dengan suara duka.

Sebelumnya, berbagai organisasi kemanusiaan telah meminta Israel untuk menghapus semua larangan bantuan ke Gaza. Namun, pemerintah Israel tetap tekuk dalam membatasi aliran bantuan kemanusiaan meskipun sudah ada kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas sejak 10 Oktober.

Sementara itu, kelompok-kelompok yang bergerak di bidang bantuan kemanusiaan menyatakan bahwa sekitar 260.000 keluarga di Gaza sedang dalam kondisi kritis saat musim dingin mendekat. Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pun mengaku memiliki cukup pasokan untuk membantu 1,3 juta warga Palestina, tetapi pembatasan yang dikenakan Israel menjadi rintangan besar.

Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, menegaskan bahwa pengiriman bantuan kini lebih penting karena musim dingin ini tiba bersamaan dengan krisis pengungsian di Gaza. “Dingin dan basah di Gaza. Para pengungsi kini menghadapi musim dingin yang keras tanpa kebutuhan dasar untuk melindungi mereka dari hujan dan dingin,” tulisnya dalam satu unggahan di media sosial.

Menurut data terbaru, situasi di Gaza semakin kritis dengan adanya kombinasi banjir, hujan lebat, dan kekurangan suplai dasar. Analisis menunjukkan bahwa musim dingin saat ini menjadi salah satu yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir. Studi kasus di lapangan menunjukkan bahwa ribuan keluarga terpaksa berlindung di tempat-tempat yang tidak layak, meningkatkan risiko penyakit dan kematian.

Insinyur dan ahli bencana menyarankan bahwa pengungsian massal ini membutuhkan solusi jangka panjang, seperti pembangunan kamp-kamp yang lebih tahan cuaca dan sistem distribusi bantuan yang lebih efisien. Infografis yang dirilis oleh organisasi kemanusiaan menunjukkan bahwa 70% dari infrastruktur Gaza sudah hancur, mempersulit usaha bantuan.

Kejadian ini mengingatkan pada pentingnya solidaritas internasional. Dunia harus bersatu untuk menuntut akhir dari kekerasan dan pembatasan bantuan. Setiap orang bisa berkontribusi, mulai dari mengajukan bantuan sampai mendukung inisiatif kemanusiaan. Mari bersatu untuk menciptakan perubahan dan memberikan harapan bagi mereka yang memerlukannya.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan