Pasukan PBB di Lebanon menyatakan bahwa pihak militer Israel telah mendirikan sebuah tembok di daerah selatan Lebanon, tepatnya dekat dengan Garis Biru, yang merupakan batas sepihak yang ditetapkan oleh PBB. Pasukan Sementara PBB di Lebanon atau UNIFIL, yang berkolaborasi dengan militer Lebanon untuk mengamankan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah sejak November terakhir, menyatakan bahwa aksinya tersebut melanggar kedaulatan Lebanon.
Menurut laporan AFP pada Sabtu (15/11/2025), UNIFIL melaporkan bahwa pada Oktober, mereka melakukan survei terhadap “sebuah tembok beton berbentuk huruf T yang dibangun oleh pasukan Israel di sebelah barat daya Yaroun.” Hasil survei menunjukkan bahwa tembok tersebut melintasi Garis Biru, sehingga sekitar 4.000 meter persegi wilayah Lebanon menjadi tidak bisa diakses oleh warga setempat.
Bulan berikutnya, November, tim penjaga perdamaian PBB juga mengamati adanya pembangunan tambahan tembok berbentuk T di sekitar wilayah tersebut. Surveinya juga mengkonfirmasi bahwa sebagian tembok di tenggara Yaroun juga melampaui Garis Biru.
Ketika ditanya oleh AFP mengenai tuduhan ini, militer Israel (IDF) menjawab, “Tembok ini merupakan bagian dari rencana militer yang lebih luas yang dimulai pada tahun 2022. Sejak perang dimulai, dan sebagai pelajaran dari situasi tersebut, kami telah mengambil serangkaian tindakan, termasuk menguatkan penghalang fisik di sepanjang perbatasan utara.” Mereka menambahkan, “Harus disorot bahwa tembok tersebut tidak pernah melintasi Garis Biru.”
Menurut gencatan senjata yang berlaku, Israel seharusnya menarik pasukan dari wilayah selatan Lebanon. Namun, Israel tetap mempertahankan kehadiran militernya di lima lokasi strategis dan terus melakukan serangan rutin di Lebanon, dengan alasan menargetkan pos dan operasi Hizbullah.
UNIFIL menyatakan bahwa “kehadiran dan pembangunan Israel di wilayah Lebanon merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan serta integritas teritorial Lebanon.” Resolusi tersebut adalah dasar gencatan senjata November terakhir, yang bertujuan mengakhiri konflik selama lebih setahun antara Israel dan Hizbullah, termasuk perang total selama dua bulan.
UNIFIL juga telah memberitahu militer Israel mengenai temuan survei bulan Oktober dan meminta agar tembok tersebut dipindahkan. Mereka menyerukan kepada IDF untuk menghormati Garis Biru secara penuh dan menarik diri dari semua wilayah di utara batas tersebut.
Lebanon sudah lama menjadi arena perselisihan antara Israel dan Hizbullah, sebuah kelompok militan yang sering terlibat konflik bersenjata. Penggunaan tembok sebagai penghalang fisik tidak hanya melanggar hak wilayah Lebanon, tetapi juga merumitkan upaya perdamaian yang sudah rumit. Masalah perbatasan ini membutuhkan perhatian internasional agar gencatan senjata tetap berlaku dan kestabilan daerah dapat dipulihkan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.