Pemeriksaan Kesehatan Mental Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Masih Menunggu Penyembuhan Total

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Polisi telah memberikan informasi terkini tentang anak berkonflik dengan hukum yang terlibat dalam insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta. Berdasarkan keterangan Kombes Budi Hermanto, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, anak tersebut sudah dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke kamar rawat inap reguler.

Menurut Budi, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan merencanakan untuk meminta keterangan dari keluarga ABH. Pengambilan keterangan terhadap ABH akan dilakukan sewaktu-waktu jika kondisi kesehatannya terus memenuhi syarat. “Jika kondisinya sudah membaik, kemungkinan besar akan segera dimintai keterangan,” ungkap Budi. Dia juga mengungkapkan harapan agar ABH cepat sembuh.

Sementara itu, polisi juga telah melakukan pemeriksaan terhadap ayah ABH, meskipun hasilnya belum diungkapkan secara detail. Pemeriksaan tersebut dilakukan dua hari sebelum pengumuman ini dilansir, yakni pada Kamis (13/11).

Di sisi lain, sejumlah 20 korban insiden ledakan masih dalam perawatan medis. Mereka tersebar di tiga rumah sakit, yaitu RS Islam Jakarta Cempaka Putih (13 orang), RS YARSI (6 orang), dan RS Polri Kramat Jati (1 orang). Data ini diperoleh pada Kamis, 13 November 2025, pada pukul 13.00 WIB.

Penyidik juga telah menginterogasi ayah ABH terkait kasus ini. Pemeriksaan dilakukan pada Selasa, 11 November 2025, meskipun detail hasilnya belum diungkapkan secara eksplisit.

Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta menjadi perhatian publik, dengan banyak pihak menantikan perkembangan selanjutnya dari investigasi kepolisian. Insiden ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan cedera, tetapi juga mengungkapkan isu-isu yang mungkin perlu diperbaiki dalam pelaksanaan keamanan di lingkungan sekolah.

Dari sisi psikologi, insiden seperti ini seringkali mencerminkan tekanan sosial yang dialami oleh remaja, baik dari lingkungan keluarga maupun sekolah. Hal ini meminta perhatian serius dari semua pihak untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam mendukung anak-anak yang mengalami kesulitan juga menjadi faktor kunci dalam mencegah tragedi.

Ditambah lagi, kasus ini juga mengingatkan pada pentingnya sistem pengawasan dan dukungan psikososial di sekolah. Insiden ledakan seperti ini bukanlah masalah sekadar kejahatan, melainkan juga masalah kesehatan mental yang memerlukan penanganan yang holistik. Dengan demikian, semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung.

Kasus ledakan ini juga perlu menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik pihak berwajib maupun masyarakat, untuk lebih memperhatikan tanda-tanda awal masalah mental pada remaja. Kerjasama antara sekolah, keluarga, dan komunitas adalah kunci untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Harapkan saja perbaikan sistem dan dukungan yang lebih baik agar generasi muda dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat dan aman.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan