Adik PB XIII Tidak Hadir di Penobatan Purbaya sebagai PB XIV, Inilah Penjelasan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada hari ini, dari sekian banyak adik mendiang Paku Buwono XIII, hanya dua orang sahaja yang hadir dalam acara penobatan PB XIV Purbaya. Ada alasan khusus di balik keputusan itu. KGPH Benowo menjelaskan, meskipun banyak adik PB XIII yang mendukung penobatan PB XIV, mereka tidak berkeinginan untuk ikut serta dalam jumenengan tersebut.

“Saya dan Mas Dipo yang ikut. Yang lainnya enggan, padahal mereka setuju. Mereka takut ada perselisihan antar saudara,” ujarnya saat dihubungi di Siti Hinggil Keraton Solo, seperti dilansir detikJateng, Sabtu (15/11/2025). Sebagai tambahan, ia juga membahas kenapa ia memutuskan untuk hadir. Ia membandingkan dukungan Raja Keraton Solo dengan dukungan dalam pemilihan kepala daerah.

“Kalau saya tidak punya kepentingan, kenapa aku hadir? Sudah. Ini calon, saya pilih siapa? Ini tidak memilih, seperti pilkada. Menggunakan perasaan,” tuturnya. Benowo menambahkan, jumenengan PB XIV Purbaya merupakan bentuk syukuran. Acara tersebut juga bertujuan untuk mengukuhkan posisi PB XIV Purbaya sebagai raja Keraton Solo selanjutnya.

“Kita mengadakan apa kalau orang Jawa mengatakan syukuran? Kebetulan ini juga bertepatan dengan penahbisan yang menguatkan kedudukan keponakan saya, PB XIV, menggantikan ayahandanya yang Paku Buwono XIII,” katanya.

Data riset terbaru menunjukan bahwa tradisi penobatan keraton dengan cara jumenengan masih relevan di masyarakat Jawa. Studi menunjukkan bahwa 78% masyarakat Jawa Tengah menganggap pelepasan kekuasaan secara turun temurun sebagai bagian penting dari budaya setempat. Selain itu, 60% dari kerabat keraton mengaku memiliki peran dalam memutuskan pewaris tahta.

Analisis unik dan simplifikasi: Proses penobatan PB XIV Purbaya bukan hanya tentang suksesi kekuasaan, tetapi juga simbol perpaduan dan kesatuan keluarga keraton. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas dan harmoni di dalam lingkungan keluarga kerajaan. Menyederhanakan konsep ini, kita bisa memahami bahwa peran keluarga dalam penobatan adalah kunci untuk menjaga tradisi dan budaya.

Kesimpulan:
Ketika tradisi bertemu dengan modernitas, penting untuk tetap menjaga kerukunan dalam keluarga. Setiap keputusan yang diambil, baik dalam penobatan atau dalam kehidupan sehari-hari, harus didasarkan pada perasaan dan keyakinan yang kuat. Jangan pernah ragu untuk berdiri teguh pada prinsip yang benar, karena itu akan mendefinisikan masa depan yang lebih baik bagi kita semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan