Lahirnya Kembar dari Ayah Berbeda Menjadi Fenomena Langka

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang wanita Brésil mengalami kejadian yang sangat jarang, yaitu melahirkan anak kembar dari dua ayah yang berbeda. Berdasarkan laporan dari New York Post, seorang wanita asal Brésil berhasil melahirkan pasangan kembar setelah melakukan hubungan dengan dua pria dalam satu hari. Ketika anak-anaknya mendekati usia satu tahun, ia memutuskan untuk melakukan tes DNA untuk menentukan siapa ayah dari masing-masing bayi.

Wanita yang identitasnya tidak diungkapkan sempat mencurigai salah satu pria sebagai ayah dari kedua bayi, sehingga hanya mengambil DNA dari pria tersebut. Namun, hasil tes hanya menunjukkan kesamaan pada satu anak saja. Setelah mengetahui hasil yang mengejutkan, wanita tersebut mencoba mengontak pria lain yang pernah berhubungan dengan dirinya pada hari yang sama dan hasilnya juga positif.

Keadaan ini bukanlah hal yang mustahil menurut Dr. Tulio Jorge Franco, dokter yang merawat ibu bayi kembar tersebut. Ia menjelaskan bahwa hal ini mungkin terjadi karena dua sel telur dari satu ibu dibuahi oleh sperma dari dua pria yang berbeda. “Bayi-bayi tersebut memiliki genetik ibu yang sama, tetapi tumbuh dalam plasenta yang berbeda,” ujar dokter tersebut.

Fenomena ini dikenal dengan istilah superfekundasi heteropaternal. Menurut jurnal Biomedica, hal ini terjadi ketika sel telur kedua yang dilepaskan dalam satu siklus menstruasi juga dibuahi oleh sperma yang berbeda dalam hubungan seksual pada waktu yang berbeda. Dr. Franco mengaku bahwa ia tidak pernah menyangka akan menemui kasus seperti ini dan mengaku hanya ada sekitar 20 kasus serupa di seluruh dunia.

Kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun 2015 di New Jersey, di mana seorang hakim memutuskan bahwa seorang pria hanya perlu membayar tunjangan untuk satu anak kembar, karena dia hanya menjadi ayah bagi salah satu dari mereka. Dalam kasus tersebut, ahli DNA Karl-Hanns Wurzinger merujuk pada studi tahun 1997 yang menyebutkan bahwa kasus ayah yang berbeda untuk anak kembar terjadi pada satu dari 13.000 kasus paternitas yang dilaporkan.

Dr. Keith Eddleman, Direktur Kebidanan di Rumah Sakit Mount Sinai, New York, menjelaskan bahwa fenomena ini lebih umum daripada yang kita duga. “Sel telur memiliki masa hidup 12 hingga 48 jam, sementara sperma bisa bertahan hingga tujuh hingga sepuluh hari. Ini memberikan jendela waktu sekitar seminggu untuk pembuahan dua sel telur oleh sperma dari dua pria berbeda dalam hubungan yang terpisah,” kata Eddleman. “Kita mungkin tidak mengetahui hal ini sering terjadi karena jarang dilakukan tes DNA pada anak kembar,” tambahnya.

Kejadian unik ini menunjukkan betapa kompleksnya biologi reproduksi manusia dan bagaimana faktor-faktor yang tak terduga dapat mempengaruhi hasil dari sebuah perkawinan. Meskipun jarang, fenomena superfekundasi heteropaternal membuktikan bahwa alami seringkali menawarkan kejutan yang luar biasa.

Jika Anda pernah mencapai titik di mana perbedaan dan keanekaragaman menjadi sebuah keajaiban, ingatlah bahwa dunia pengetahuan penuh dengan fenomena yang belum dipahami penuhnya. Setiap keanehan mungkin menjadi pintu masuk untuk penemuan baru dan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan