Bos Danantara Pede Garuda Usai Disuntik Rp 23,67 T

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menerima penambahan modal senilai Rp 23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM) melalui penawaran modal pribadi (private placement). Dony Oskaria, COO dari Danantara, percaya bahwa jumlah modal tersebut akan membantu Garuda Indonesia memasuki fase kebangkitan dan mulai meraih keuntungan.

Modal tersebut akan digunakan untuk memperbarui armada pesawat yang telah berhenti beroperasi dan menambahkan pesawat baru yang akan memperluas jaringan penerbangan. Selain itu, investasi ini juga merupakan bagian dari rencana transformasi bisnis Garuda yang diharapkan bisa terwujud pada tahun depan.

Dony menjelaskan bahwa tim dari Danantara akan terlibat langsung dalam proses transformasi Garuda Indonesia untuk memastikan investasi ini digunakan dengan baik. Tim akan bekerja sama dengan direksi Garuda untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Glenny H Kairupan, Direktur Utama Garuda Indonesia, menyebutkan bahwa penambahan modal ini menjadi kesempatan penting untuk mempercepat pemulihan perusahaan dan menyelesaikan masalah yang ada. Dia optimis bahwa dalam waktu dua tahun ke depan, Garuda akan kembali sehat dan mewujudkan visi pendiri perusahaan.

Rencananya, dari total modal Rp 23,67 triliun, sekitar Rp 8,7 triliun (37%) akan dialokasikan untuk modal kerja Garuda, termasuk pemeliharaan pesawat. Sementara Rp 14,9 triliun (63%) akan mendukung operasional Citilink, terdiri dari Rp 11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp 3,7 triliun untuk membayar utang pembelian bahan bakar dari Pertamina periode 2019-2021.

Investasi ini ditargetkan untuk memberikan dampak positif pada kinerja Garuda Indonesia, baik dalam hal operasional maupun keuangan. Dengan dukungan modal dan transformasi yang terarah, perusahaan diharapkan bisa kembali menjadi pemain utama di industri penerbangan nasional.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa transformasi bisnis pada perusahaan penerbangan dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30% jika diimplementasikan dengan baik. Selain itu, penambahan armada pesawat modern dapat menurunkan biaya operasional hingga 20% dalam jangka panjang.

Studi kasus dari maskapai penerbangan internasional menunjukkan bahwa investasi strategis dalam armada dan transformasi digital dapat mengakibatkan peningkatan pendapatan hingga 15% tahunan. Hal ini menguatkan keyakinan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Garuda Indonesia akan membawa manfaat jangka panjang.

Tidak hanya itu, transformasi juga melibatkan adopsi teknologi canggih seperti pengelolaan data dan otomatisasi, yang dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi layanan. Dengan demikian, Garuda Indonesia tidak hanya memperbaiki keadaan keuangan, tetapi juga meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Garuda Indonesia telah berhasil mewujudkan perubahan signifikan melalui investasi ini, membuktikan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, perusahaan dapat bangkit dari kesulitan dan menjadi lebih kuat. Semangat untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan akan membawa Garuda ke level yang lebih tinggi di masa depan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan