Sapi Terlaris Turki Terkena Larangan Impor, 3 Ribu Kepala Terperangkap di Laut Selama 3 Minggu

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ribu-ribu sapi dari Uruguay kena larangan masuk Turki, kini terdampar di tengah laut selama tiga pekan. Ratusan ekor sapi tersebut berada di dalam kapal pengangkut ternak Spiridon II yang telah berlayar lebih dari 50 hari sejak meninggalkan Montevideo.

Pemerintah Turki menolak masuknya sapi tersebut setelah tiba di Pelabuhan Bandirma, pesisir selatan Laut Marmara, pada 21 Oktober lalu. Alasan utamanya adalah karena ada pelanggaran dokumen yang meliputi identitas ternak yang tidak lengkap.

Setelah diizinkan singkat untuk mengisi pakan dan alas tidur, kapal tersebut kembali berlabuh di lepas pantai. Sementara itu, kondisi di dalam kapal memprihatinkan. Sebanyak 48 ekor sapi telah meninggal dunia, dan makanan mulai terkuras habis. Rekaman menunjukkan adanya kantong-kantong putih di atas dek, yang kemungkinan berisi bangkai sapi.

Warga sekitar melaporkan bau busuk dan munculnya lalat di sekitar kapal. Pelabuhan telah menerima permohonan impor 2.901 sapi indukan, namun inspeksi menunjukkan adanya keterangan yang tidak cocok antara dokumen dan ternak yang diangkut. Inspektur hewan menemukan beberapa sapi tanpa tanda telinga atau chip identitas elektronik, sementara sebagian lagi tidak sesuai deskripsi dalam dokumen.

Keputusan pengiriman sapi itu ditolak telah dikomunikasikan kepada bea cukai dan saat ini digugat oleh para importir di pengadilan. Kapal masih terdampar di lepas pantai selama proses hukum berlangsung.

Ini menunjukkan betapa kompleksnya regulasi perdagangan ternak internasional dan dampaknya terhadap hewan serta lingkungan sekitar. Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya ketatnya aturan sanitary untuk menjaga kesehatan hewan dan pangan, meskipun terkadang bisa menimbulkan tantangan logistik. Para pemilik dan pengimport ternak perlu memastikan semua dokumen dan identitas hewan lengkap agar tidak terjadi hal serupa di masa depan.

Kasus ini juga membuka diskusi tentang dukungan hukum yang dibutuhkan dalam situasi seperti ini. Proses peradilan yang panjang bisa berdampak buruk pada kesehatan ternak dan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan para pelaku usaha untuk membahas solusi yang lebih efisien.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan