Serbia Protes Proyek Hotel Milik Keluarga Trump

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ratusan warga Serbia turut berdemonstrasi melawan rencana pembongkaran bekas markas militer di kota Beograd untuk diubah menjadi hotel mewah. Proyek ini dikaitkan dengan Jared Kushner, menantu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Menurut laporan AFP pada hari Rabu (12/11/2025), aksi protes tersebut dilancarkan oleh mahasiswa pada hari Selasa (11/11) waktu setempat. Aksi ini terjadi setelah parlemen Serbia mendukung undang-undang khusus yang mengklasifikasikan proyek pembangunan bekas markas besar Angkatan Darat Yugoslavia sebagai proyek prioritas, sehingga mempercepat proses perizinannya.

Rencana Kushner, yang merupakan suami dari Ivanka Trump, putri Donald Trump dan mantan penasihat seniornya, telah menjadi kontroversial karena gedung itu pernah menjadi target serangan udara NATO yang dipimpin Amerika Serikat untuk mengakhiri perang di Kosovo pada periode 1998-1999. Affinity Partners milik Kushner telah menandatangani perjanjian sewa dengan masa berakhir 99 tahun untuk lahan tersebut pada tahun 2024, setelah status perlindungan budaya gedung tersebut dicabut oleh pejabat setempat. Namun, dugaan penipuan terkait dokumen pencabutan perlindungan telah menimbulkan penyelidikan dan penangguhan proyek tersebut sejak bulan Mei.

“Sekarang mereka dapat menghancurkan bangunan ini secara hukum, tetapi kami tidak akan membiarkan ini terjadi,” ujar Valentina Moravcevic, salah satu demonstran mahasiswa, saat wawancara dengan televisi N1. “Kami hadir di sini untuk memberitahu mereka bahwa warisan sejarah dan budaya kami sangat berharga bagi kita semua.”

Mitra utama dalam proyek ini adalah Eagle Hills, perusahaan pengembang properti dari Uni Emirat Arab, yang telah terlibat dalam proyek pembangunan tepi sungai Beograd lainnya yang sebelumnya telah memicu protes publik. Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, mempertahankan proyek ini dengan membenarkan bahwa pemerintah hanya menyewakan lahan kepada investasi asing sebesar 650 juta euro (sekitar US$753 juta). “Ini bukan penjualan, melainkan sewa jangka panjang yang akan meningkatkan daya tarik Beograd sebagai tujuan wisata dan menambah nilai investasi hingga lebih dari satu miliar euro,” katanya dalam wawancara dengan televisi Pink TV yang pro-pemerintah.

Dari sisi riset terbaru, protes terhadap proyek-proyek investasi asing di negara-negara Eropa Timur sering kali diakibatkan oleh ketidaksetarian dalam proses perizinan dan keinginan untuk melestarikan warisan sejarah. Studi menunjukkan bahwa protes publik semacam ini sering muncul ketika proyek pembangunan dianggap merusak nilai budaya atau lingkungan. Dalam kasus ini, demonstrasi di Serbia menegaskan pentingnya perlindungan warisan sejarah dan budaya bagi masyarakat setempat.

Sebagai contoh, proyek pembangunan di tepi sungai Beograd yang telah menimbulkan kemarahan publik sebelumnya, menunjukkan bahwa investasi besar tidak selalu diterima dengan baik jika tidak mempertimbangkan aspek budaya dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa investasi asing harus lebih sensitif terhadap nilai-nilai lokal untuk menghindari konflik dan memastikan pembangunan yang berkelanjutan.

Bagi Anda yang ingin mengikuti perkembangan terkini, kunjungi situs berita resmi atau salurkan resmi pemerintah Serbia untuk mendapatkan informasi yang lebih detail. Jangan lewatkan kesempatan untuk berbagi pendapat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya dalam pembangunan modern.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan