Ketika Tanah Karangjaya Digali untuk Mencari Emas, Hanya Tinggal Lubang dan Air Keruh

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di lereng bukit yang dahulu ditutupi hijau, kini berantakan dengan banyak lubang besar yang menganga. Air yang keruh dan berwarna abu-abu mencerminkan cahaya matahari sore. Di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, ratusan miliar rupiah pernah diambil dari dalam tanah, tetapi meninggalkan bekas kerusakan yang dalam bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

Selama waktu yang lama, tambang emas di daerah ini menjadi destinasi bagi warga dari berbagai tempat. Banyak yang meninggalkan sawah mereka untuk mencari nasib di lokasi penambangan. Ujang, seorang mantan penambang berusia 42 tahun, mengungkapkan, “Jika berhasil menemukan batu berharga, bisa mendapatkan puluhan juta rupiah.” Namun, di balik kesuksesan singkat itu, ada konsekuensi berat: hutan hilang, sungai terkontaminasi, dan gaya hidup berubah.

Data yang dikumpulkan oleh Radar menunjukkan bahwa kegiatan penambangan emas di Karangjaya menghasilkan ratusan miliar rupiah setiap tahun dari penjualan emas ke luar daerah. Sayangnya, keuntungan ini tidak pernah masuk ke kas daerah karena sebagian besar aktivitas dilakukan tanpa izin resmi pertambangan (IUP). Dari udara, kerusakan lingkungan terlihat jelas: bukit-bukit yang dahulu hijau kini gundul, dan lubang bekas tambang terlihat seperti luka yang terbuka.

Siti, warga setempat berusia 50 tahun, mengeluhkan, “Air sungai sekarang keruh, sawah tidak lagi subur. Ketika hujan, lumpur dari tambang mengalir ke kampung.” Selain kerusakan fisik, ada juga ancaman dari penggunaan bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan sianida untuk memisahkan emas dari batuan. Zat-zat ini diduga masuk ke sungai, tanah, dan bahkan sumur warga.

Warga sekitar menyatakan bahwa aktivitas penambangan emas ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. “Tidak hanya vegetasi yang hilang, tetapi juga risiko kontaminasi logam berat yang akan mengancam generasi mendatang,” kata salah satu warga. Untuk sebagian masyarakat, Karangjaya masih merupakan tempat berharap akan kekayaan. Namun, bagi alam dan generasi selanjutnya, daerah ini kini menjadi warisan krisis lingkungan yang memprihatinkan.

Ketika membicarakan penambangan, penting untuk mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Sementara pendapatan sementara dapat memberdayakan, kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat menjadi beban yang tak terelakkan. Solusi yang berkelanjutan diperlukan agar industri seperti ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian alam untuk masa depan.

Kata-kata seorang pemimpin lingkungan, “Kita harus belajar dari kesalahan masa lalu. Investasi pada teknologi ramah lingkungan dan pengawasan yang ketat adalah langkah awal untuk menghindari tragedi serupa di masa depan.” Dengan demikian, Karangjaya menjadi pesan bahwa kekayaan alam harus digali dengan bijak, bukan dengan menghambur-hamburkan sumber daya yang tak terganti.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan