Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menggarisbawahi kondisi kesehatan anak yang sering terabaikan, yaitu demam rematik dan penyakit jantung koroner. Demam rematik adalah tanggapan imun tubuh yang muncul 1 hingga 5 minggu setelah infeksi bakteri Streptococcus beta-hemolyticus grup A (SGA) pada anak.
Jika pengobatan tidak dilakukan dengan tepat, salah satu komplikasi yang bisa timbul adalah penyakit jantung rematik. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada katup jantung, memungkinkan timbulnya gagal jantung atau stroke pada anak.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi IDAI, dr Rizky Adriansyah, M Ked(Ped), SpA, Subsp Kardio(K) menjelaskan bahwa demam rematik tidak hanya menyerang jantung, namun juga dapat memengaruhi otak, kulit, dan sendi. “Awalnya, sendi mungkin hanya mengalami bengkak, tetapi karena sering bergerak, infeksi dapat berpindah ke berbagai bagian tubuh. Gejala seperti ruam merah melingkar (eritema) sering sulit untuk didiagnosis dengan benar karena sering disalah diagnosis,” katanya ketika ditemui di Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).
“Infeksi juga bisa menimbulkan gangguan pada otak, menyebabkan anak bergejala gelisah seperti melakukan gerakan-gerakan menari,” tambahnya.
Dalam demam rematik, anak dapat mengalami demam tinggi yang tidak turun dalam waktu 48 jam atau lebih, serta radang tenggorokan. Jika setelah diberi obat demam tidak ada penurunan, sebaiknya segera membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Jika demam tidak bisa diatasi dengan obat seperti parasetamol, tidak boleh biarkan. Orang tua harus segera membawa anak ke dokter untuk mengetahui apakah infeksi tersebut virus atau bakteri,” katanya.
Gejala lain yang mungkin Muncul adalah bengkak sendi (artritis). Ketika ini terjadi, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk pada jantung dan darah. Jika anak menderita penyakit jantung rematik, biasanya akan terdengar suara aneh dari jantung, seperti suara bocor.
Indonesia sebagai daerah endemis untuk demam rematik dan penyakit jantung rematik, dengan angka kematian mencapai lebih dari 0,15 per 100 ribu penduduk. Saat ini, angka kematian akibat penyakit jantung rematik di Indonesia mencapai 4,8 per 100 ribu penduduk, lebih tinggi dari kematian akibat malaria (3 per 100 ribu penduduk). “Angka kematian ini lebih tinggi dari malaria, yang sudah masuk dalam program pemerintah dan dunia, tetapi penyakit jantung rematik belum termasuk,” ungkap dr Rizky.
Demam rematik dimulai dari radang tenggorokan akibat bakteri SGA. Gejalanya antara lain demam tinggi lebih dari 48 jam, nyeri menelan tanpa gejala pilek atau batuk yang berat, nyeri di leher, amandel merah dan bengkak, serta ruam kemerahan pada sebagian kasus (scarlet fever). Infeksi SGA ini kemudian berkembang menjadi demam rematik dengan gejala seperti nyeri dan bengkak sendi yang berpindah (lutut, siku, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki), gelisah menari (Chorea Sydenham), dan ruam merah melingkar.
Jika jantung terpengaruh, gejala yang muncul meliputi sesak napas, mudah lelah, jantung berdebar, nyeri dada sebelah kiri, serta bengkak pada tungkai dan wajah.
Data terbaru menunjukkan bahwa penyakit jantung rematik masih menjadi masalah serius di Indonesia, terutama karena kurangnya kesadaran masyarakat. Studi kasus menunjukkan bahwa banyak anak yang mengalami komplikasi serius akibat penanganan yang tidak tepat. Infografis yang relevan bisa membantu mengedukasi masyarakat tentang gejala awal dan pentingnya pengobatan cepat.
Akibatnya, setiap orang tua sebaiknya lebih waspada terhadap gejala demam yang tidak biasa pada anak dan segera konsultasi dengan dokter. Penanganan dini bisa mencegah komplikasi serius seperti kerusakan jantung. Jangan biarkan masalah kesehatan anak ditangani dengan sembarangan, karena langkah-langkah cepat dan tepat bisa menyelamatkan nyawa.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.