Jaring Bibit Atlet Melalui Kejuaran Taekwondo Tasikmalaya Open 8

Sebanyak 1.086 pelajar turut ambil bagian dalam Kejuaraan Taekwondo Tasik Open 8 yang berlangsung di GOR Sukapura Dadaha dan berakhir pada hari Minggu, 9 November 2025. Selain menjadi arena demonstrasi kemampuan atlet muda, acara ini juga berfungsi sebagai wadah untuk mendeteksi potensi anggota baru dalam cabang olahraga bela diri tersebut.

Pelaksanaan Kejuaraan Taekwondo Tasik Open 8 ini diorganisir oleh Taekwondo Indonesia (TI) Kota Tasikmalaya dengan dukungan dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata. Sebagai ajang yang dimulai sejak Jumat, 7 November 2025, kompetisi ini mengumpulkan peserta dari berbagai tingkat pendidikan.

Acara penutupan yang dihadiri oleh Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Candra, serta Sekretaris Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Nanang Suhara, menampilkan pertandingan final beberapa kategori. Keduanya, bersama penonton yang mengisi tribun penuh, menyaksikan pertandingan-petandingan terbaik.

Diky Candra mengungkapkan bahwa olahraga bela diri adalah salah satu bidang yang ia sukai. Menurutnya, selain melatih fisik dan kesehatan, taekwondo juga bisa menjadi wadah untuk merealisasikan prestasi. “Tidak hanya sebagai olahraga, tetapi juga sebagai ajang berkembang,” katanya.

Selain itu, dia juga menambahkan bahwa taekwondo memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama dalam industri hiburan seperti perfilman. “Kehadiran praktisi bela diri di dunia film aksi justru membuka peluang bisnis yang menjanjikan,” katanya.

Diky Candra juga memotivasi para atlet untuk melihat kompetisi ini sebagai kesempatan untuk mengevaluasi diri dan terus berlatih. “Menang atau kalah, semuanya adalah pengalaman berharga,” ujarnya. “Di mata saya, semuanya adalah pemenang.”

Ketua penyelenggara, Muhamad Ridwan Suhud, menjelaskan bahwa kompetisi ini khusus untuk pelajar dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. “Ini juga menjadi wadah untuk mencari talenta baru,” terangnya. Selain itu, ia menuturkan bahwa taekwondo di kota ini telah menjadi semakin populer setiap tahunnya.

Dalam setahun, Kejuaraan Taekwondo Tasik Open diadakan tiga kali. Ridwan berharap pada masa depan, pemerintah dapat meningkatkan fasilitas agar bisa menampilkan kompetisi dengan skala yang lebih besar, baik tingkat provinsi maupun nasional. “Dari aspek sumber daya manusia, kita sudah siap. Yang dibutuhkan adalah dukungan fasilitas,” ujarnya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa olahraga bela diri seperti taekwondo tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga psikologis. Studi menunjukkan bahwa praktisi bela diri cenderung memiliki tingkat disiplin dan kesabaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlibat dalam olahraga ini.

Analisis unik dan simplifikasi: Taekwondo tidak hanya sebagai olahraga, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter. Dengan latar belakang budaya yang kaya, taekwondo mengajarkan nilai-nilai seperti hormat, disiplin, dan kesabaran. Hal ini membuat olahraga ini menjadi pilihan yang baik untuk pembentukan generasi muda yang memiliki mental kuat dan berprestasi.

Kesimpulan: Taekwondo bukan hanya tentang kemampuan fisik, tetapi juga tentang pembangunan karakter dan potensi ekonomi. Mari dukung dan bina generasi muda agar mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.

Baca juga Berita lainnya di News Page