Waspada Longsor dan Banjir di Tasikmalaya Akibat Cuaca Buruk

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Peringatan terhadap cuaca ekstrem masih menjadi ancaman serius di Kabupaten Tasikmalaya. Hujan lebat, kilat, dan angin kuat diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir tahun ini.

Oleh karena itu, baik pemerintah maupun warga dihimbau untuk tetap menjaga kesadaran dan memperhatikan kondisi sekitar.

Dalam satu bulan terakhir, tepatnya pada Oktober 2025, telah terjadi 13 insiden bencana alam yang dipicu oleh cuaca yang tidak stabil. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Tasikmalaya, kejadian bencana tersebut meliputi empat lokasi longsor, tujuh titik dampak angin kencang, satu area banjir, dan satu kasus banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Sukaratu.

Dari insiden tersebut, dua warga mengalami cedera, tiga rumah mengalami kerusakan parah, satu rumah terancam ambruk, lima rumah rusak sedang, dan 19 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan. Selain itu, banjir juga telah melumpuhkan 19 rumah warga yang terletak di daerah terkena dampak.

Bukan hanya perumahan saja yang terkena dampak. Beberapa fasilitas umum juga mengalami kerusakan. Empat ruas jalan mengalami kerusakan, empat jaringan irigasi terganggu, dan beberapa area mengalami gangguan listrik akibat angin kencang dan hujan deras.

Jembar Adisetya, Ketua Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana Kabupaten Tasikmalaya, mengutip data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan terus berlangsung hingga akhir tahun ini. Wilayah dengan contour perbukitan dan dekat dengan aliran sungai memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap bencana seperti longsor dan banjir bandang.

Jembar mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mengabaikan kondisi sekitar. “Kami berharap tidak terjadi bencana besar,” ucapnya, Sabtu, 8 November 2025.

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya juga telah mengingatkan warga untuk segera melapor kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, atau pemerintah setempat apabila menemukan tanda-tanda potensi bencana. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan antara lain munculnya retakan tanah, kenaikan debit air sungai, dan pohon yang tampak rawan tumbang.

Sementara itu, Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al-Ayubi, telah meninjau kesiapan Posko Siaga Bencana Polres Tasikmalaya yang berlokasi di Pos Tapal Kuda, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, pada Kamis, 6 November 2025.

Terkini, data dari BMKG menunjukkan bahwa wilayah Tasikmalaya termasuk daerah yang rentan terhadap hujan ekstrem. Studi terbaru mengungkapkan bahwa pola cuaca ekstrem semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Hal ini menambah tantangan bagi pemerintah dan masyarakat dalam mengelola risiko bencana.

Tantangan ini mengingatkan kita untuk selalu bersiap siaga. Dengan peningkatan kesadaran dan koordinasi yang baik, kita dapat mengurangi dampak negatif dari bencana alam. Setiap tindakan pencegahan dan tanggapan yang cepat dapat membuat perbedaan nyata dalam melindungi kehidupan dan properti. Mari kita bersama-sama menjaga kebersamaan dan ketahanan dalam menghadapi masa sulit ini.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan