Israel Mendapatkan Pulangan Dua Mayat Sandera dari Gaza

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pasukan keamanan Israel di Jalur Gaza telah menerima dua jenazah sandera dari Palang Merah, yang diserahkan oleh Hamas. Proses pengembalian ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung.

Menurut laporan AFP pada Jumat (31/10/2025), sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, telah mengumumkan sebelumnya akan mengembalikan dua jenazah tersebut pada Kamis sore waktu setempat.

Selain dua jenazah baru ini, Hamas telah mengembalikan 15 dari 28 jenazah sandera yang mereka miliki.

Menurut kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, jenazah tersebut dikirim melalui Palang Merah ke pasukan IDF dan Shin Bet di Gaza. Kemudian, jenazah akan diangkut ke pusat medis forensik untuk proses identifikasi.

Selama malam Selasa hingga Rabu, Israel melancarkan serangan balasan terhadap Gaza setelah seorang tentara Israel tewas di wilayah Palestina Selatan. Badan Pertahanan Sipil Gaza, yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, melaporkan lebih dari 100 orang tewas akibat serangan tersebut, termasuk banyak anak-anak.

Pada Rabu pagi, Israel mengumumkan telah memulai “penegakan kembali gencatan senjata”, dengan dukungan dari Presiden AS Donald Trump dan mediator regional Qatar yang berharap gencatan senjata dapat bertahan.

Hamas menjelaskan bahwa pejuang mereka tidak terlibat dalam insiden penembakan di Rafah, dan mereka tetap komitmen dengan gencatan senjata. Namun, Hamas juga menunda pengembalian jenazah sandera yang telah meninggal, dengan alasan bahwa “eskalasi apa pun akan menghambat pencarian dan penggalian jenazah.”

Sejak gencatan senjata dimulai bulan ini, Hamas telah mengembalikan 20 sandera yang masih hidup dan memulai pengembalian 28 jenazah sandera yang telah meninggal. Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan dengan tidak segera mengembalikan jenazah, tetapi Hamas membantah ini dengan mengatakan mereka membutuhkan waktu untuk menemukan jenazah di bawah reruntuhan.

Kedua belah pihak masih terlibat dalam upaya diplomatik yang rumit, di mana setiap gerakan dapat mempengaruhi stabilitas rantai perundingan kembali. Ketergantungan pada mediator internasional dan komitmen selanjutnya akan menentukan apakah gencatan senjata bisa bertahan atau akan kembali ke kekerasan.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi semua pihak untuk fokuss pada solusi yang berkelanjutan. Persaingan dan ketegangan harus diatasi dengan penuh hormat, karena hanya dengan kerjasama yang sebenarnya, kami bisa mencapai perdamaian yang lebih stabil dan adil bagi semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan