Kondisi Terkini Listrik di Aceh Usai Bencana Banjir Bandang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemulihan listrik di Aceh pasca bencana banjir dan tanah longsor terus dikebut oleh PT PLN (Persero). Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melaporkan bahwa 15 kabupaten/kota di wilayah tersebut telah berhasil dipulihkan listriknya secara penuh, sementara 8 kabupaten lainnya masih dalam proses perbaikan. Kecepatan pemulihan sangat bergantung pada ketersediaan akses evakuasi material ke lokasi kejadian.

Daerah yang aksesnya masih terbuka memungkinkan proses pemulihan sistem kelistrikan berjalan cepat. Namun, wilayah yang masih terisolasi mengalami kendala sehingga pemulihannya lebih lambat. Tiga daerah dengan tingkat pemulihan paling rendah saat ini adalah Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Di Aceh Tengah, hanya 70,8% desa yang listriknya telah menyala, sementara di Bener Meriah 83,6% dari 194 desa telah menyala dengan 38 desa masih padam. Di Gayo Lues, 69,9% dari 95 desa telah kembali mendapatkan aliran listrik, menyisakan 41 desa yang masih gelap gulita.

Upaya evakuasi material kelistrikan di Aceh Tengah dan Bener Meriah masih mengandalkan kendaraan udara, sementara di Gayo Lues, evakuasi melalui jalur darat sudah dimungkinkan. Jalan dari Langsa menuju Kutacane hingga Blangkejeren mulai terbuka, memungkinkan 210 tiang listrik dalam perjalanan ke lokasi. Namun, untuk Aceh Tengah dan Bener Meriah, sekitar 510 tiang listrik masih menunggu dievakuasi menggunakan pesawat Hercules, sehingga proses pemulihan listrik belum merata di wilayah ini.

Di sisi lain, meski beberapa wilayah di Aceh berhasil memulihkan sistem kelistrikan dengan cepat, kerusakan pada instalasi listrik di rumah-rumah pelanggan justru sangat parah. Contohnya, di Kabupaten Aceh Utara, dari 850 desa hanya 2 desa yang masih padam, namun kerusakan listrik di rumah pelanggan mencapai lebih dari 80 ribu rumah. Hal serupa terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, di mana dari 209 desa hanya 7 desa yang masih gelap, tetapi lebih dari 38 ribu rumah mengalami kerusakan listrik.

Kondisi serupa juga terjadi di Bireuen, di mana 607 dari 609 desa telah menyala, tetapi lebih dari 31 ribu rumah pelanggan mengalami kerusakan listrik. Di Aceh Timur, dari 513 desa, 491 desa telah menyala (95%), tetapi lebih dari 11 ribu rumah masih mengalami kerusakan. Meskipun jaringan listrik utama telah diperbaiki, rumah-rumah pelanggan masih tertimbun lumpur, sehingga PLN belum dapat menyalakan listrik karena berisiko terjadi korsleting.

Pemulihan listrik di Aceh memang menunjukkan kemajuan signifikan, namun tantangan besar masih ada di tingkat rumah tangga. PLN terus bekerja keras untuk memastikan listrik kembali menyala di seluruh wilayah terdampak, meski prosesnya memerlukan waktu dan kehati-hatian ekstra demi keselamatan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, menjadi kunci utama dalam percepatan pemulihan ini. Mari bersama-sama menjaga semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama yang terdampak bencana.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan