Permohonan Visa Melonjak 45,6% pada 2025, Kemenkumham: Indonesia Tetap Stabil di Mata Dunia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita


                Jakarta - 

Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melaporkan lonjakan permohonan visa untuk Indonesia pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan mencapai 45,65 persen. Angka ini menunjukkan bahwa minat warga negara asing untuk berkunjung ke Indonesia semakin meningkat.

Sekretaris Jenderal Kemenkumham, Asep Kurnia, menyampaikan bahwa jumlah pengajuan visa pada periode 1 Januari hingga 23 Desember 2025 mencapai 8.585.570 permohonan. Jumlah tersebut naik signifikan dari periode 1 Januari hingga 31 Desember 2024 yang mencatat 5.894.853 permohonan.

"Tercatat peningkatan penerbitan visa sebesar 45,65 persen," ucap Asep dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2025 di Aula Inspektorat Jenderal Kemenkumham, Gedung Kemenkumham, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (29/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain penerbitan visa, perlintasan orang asing ke Indonesia juga mengalami peningkatan sebesar 5,31 persen. Asep menjelaskan bahwa jumlah perlintasan pada 2024 mencapai 48.748.601, sedangkan pada 2025, hingga 23 Desember, jumlah tersebut telah mencapai 51.335.592.


ADVERTISEMENT

“Volume perlintasan yang tumbuh sebesar 5,31 persen,” ujarnya.

Asep menilai pertumbuhan kedua indikator ini mencerminkan kepercayaan global terhadap stabilitas dan keamanan Indonesia. Meningkatnya jumlah kunjungan warga asing menunjukkan bahwa Indonesia dianggap sebagai destinasi yang aman dan nyaman untuk dikunjungi.

“Hal ini mencerminkan tingginya kepercayaan global serta pemulihan mobilitas lintas negara yang semakin stabil,” pungkas Asep.

Data Riset Terbaru dan Analisis Mendalam
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren pariwisata Indonesia kembali bangkit pasca pandemi. Pada 2025, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mencapai rekor baru, didorong oleh kebijakan visa on arrival (VOA) yang lebih fleksibel dan promosi pariwisata internasional melalui kerja sama dengan negara-negara mitra. Selain itu, pemerintah juga terus memperluas program visa bebas kunjungan singkat (VBS) ke lebih banyak negara, termasuk dari kawasan Eropa, Asia Timur, dan Timur Tengah.
Studi dari Lembaga Kajian Pariwisata Nusantara (LKPN) menyebutkan bahwa sektor pariwisata berkontribusi sekitar 4,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2025. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring pemulihan ekonomi global dan peningkatan konektivitas penerbangan internasional.

Studi Kasus: Bandara Soekarno-Hatta
Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencatat lonjakan arus penumpang internasional sebesar 40 persen pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu faktor utama adalah peningkatan frekuensi penerbangan dari negara-negara seperti China, Jepang, dan Uni Emirat Arab. Otoritas bandara juga melaporkan efisiensi proses imigrasi yang lebih cepat, dengan waktu tunggu rata-rata kurang dari 15 menit, berkat penerapan sistem digitalisasi dan peningkatan kapasitas petugas.

Infografis: Perkembangan Visa dan Perlintasan 2024 vs 2025

  • Permohonan Visa 2024: 5.894.853
  • Permohonan Visa 2025: 8.585.570
  • Pertumbuhan Visa: +45,65%
  • Perlintasan 2024: 48.748.601
  • Perlintasan 2025: 51.335.592
  • Pertumbuhan Perlintasan: +5,31%
  • Negara Penyumbang Terbesar Wisatawan: China, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Australia.

Indonesia terbukti mampu menjaga stabilitas dan keamanan di tengah dinamika global. Peningkatan signifikan dalam permohonan visa dan perlintasan orang asing menjadi bukti nyata bahwa negeri ini semakin dipercaya oleh dunia. Dengan terus memperkuat infrastruktur, pelayanan publik, dan promosi pariwisata, Indonesia siap menjadi destinasi unggulan di kawasan Asia Tenggara. Mari bersama-sama menjaga kepercayaan ini dengan memberikan pelayanan terbaik bagi setiap tamu yang datang, karena setiap kunjungan adalah investasi bagi masa depan bangsa.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan