Menteri Lingkungan Hidup Kantongi Daftar Perusahaan yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Kalimantan Selatan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir setinggi betis manusia melanda Desa Bincau, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq turun langsung ke lokasi bencana untuk melakukan peninjauan. Dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya, ia membagikan kondisi terkini dari lokasi terdampak.

Hanif menjelaskan bahwa meluapnya Sungai Martapura menjadi salah satu faktor utama terjadinya banjir tersebut. Tidak hanya melakukan pengecekan kondisi lapangan, Kementerian Lingkungan Hidup juga melakukan pendataan terhadap sejumlah perusahaan yang diduga melakukan pelanggaran dalam pembukaan lahan dalam skala besar. Tim penegakan hukum masih terus mendalami kasus ini.

“KLH telah mendata beberapa perusahaan yang diduga melanggar aturan dengan pembukaan lahan dalam jumlah besar, dan tim penegakan hukum masih mendalaminya,” ujarnya melalui Instagram @haniffaisolnurofiq, Selasa (30/12/2025).

Ia menekankan pentingnya menjaga lingkungan di tengah kenyataan perubahan iklim yang tidak bisa dihindari. “Perubahan iklim itu nyata, dan kita wajib menjaga agar lingkungan di sekitar kita tetap terjaga,” tegasnya.

Banjir tidak hanya terjadi di Kabupaten Banjar. Di Kabupaten Balangan, warga sempat panik karena banjir mencapai atap rumah mereka. Kepala Pelaksana BPBD Balangan Rahmi mengungkapkan bahwa seluruh anggota BPBD telah dikerahkan untuk melakukan operasi penyelamatan dan evakuasi warga terdampak.

Data sementara yang dihimpun oleh Polres Balangan mencatat sebanyak 1.466 rumah dan 1.615 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang di delapan desa, yaitu Desa Mayanau, Tebing Tinggi, Simpang Bumbuan, Simpang Nadong, Sungsum, Juuh, Gunung Batu, dan Langkap. Kapolres Balangan AKBP Yulianor Abdi melaporkan bahwa rumah-rumah warga mengalami kerusakan dari sedang hingga berat.

Saat melakukan peninjauan di Desa Sungsum, Balangan, Kapolres menegaskan bahwa penanganan darurat terus dilakukan untuk memastikan keselamatan warga terdampak. Seluruh instansi terkait bersinergi dalam upaya penanganan bencana ini.

Peristiwa ini menjadi pengingat betapa pentingnya keseimbangan ekosistem dan perlunya pengawasan ketat terhadap aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan. Maraknya pembukaan lahan tanpa izin dan tidak memperhatikan aspek lingkungan menjadi faktor pemicu terjadinya bencana alam seperti banjir. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan. Mari jaga lingkungan kita, karena bencana tidak mengenal waktu dan bisa datang kapan saja.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan