Kasus seorang anak perempuan SD di Medan, Sumatera Utara, berinisial AI (12), yang tega menghabisi nyawa ibunya sendiri, F (42), memicu kekhawatiran luas. Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menilai peristiwa ini menjadi alarm penting bagi semua pihak terkait dampak negatif konten digital terhadap anak-anak. Menurutnya, meskipun game online dan anime bukan masalah utama, namun konsumsi tanpa pendampingan dapat membuat anak salah menafsirkan dan meniru perilaku kekerasan.
Dave menekankan bahwa usia sekolah dasar adalah masa di mana kontrol emosi dan kemampuan membedakan realita dengan fantasi masih belum matang. Hal ini membuat anak-anak rentan meniru tindakan agresif yang mereka lihat di dunia maya. Oleh karena itu, penting bagi keluarga dan lingkungan sekitar untuk memberikan pendampingan yang konsisten dalam menggunakan teknologi digital.
Selain itu, Dave juga mendorong pemerintah untuk memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap platform digital. Para penyedia konten daring wajib menerapkan mekanisme penyaringan yang lebih ketat, terutama untuk melindungi anak-anak dari paparan konten kekerasan. Di sisi lain, literasi digital sejak dini juga harus ditingkatkan di sekolah-sekolah agar generasi muda mampu memahami batas antara hiburan dan kenyataan.
Polisi sendiri telah mengungkap motif di balik aksi keji AI. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa AI terobsesi dengan game online Murder Mystery dan serial anime DC yang menampilkan adegan pembunuhan menggunakan pisau. Obsesi inilah yang kemudian memicu AI untuk meniru aksi kekerasan tersebut terhadap ibunya sendiri.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak, terutama orang tua, untuk lebih waspada dan aktif dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak. Dengan pendampingan yang baik dan regulasi yang ketat, diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.
Data Riset Terbaru:
Sebuah studi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) tahun 2024 menunjukkan bahwa 68% anak usia 6-12 tahun di Indonesia sudah memiliki akses ke internet, namun hanya 32% yang mendapatkan pendampingan dari orang tua saat menggunakan internet. Selain itu, riset dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) pada 2023 mengungkapkan bahwa 45% konten di platform streaming populer di Indonesia tidak memiliki rating usia yang jelas, sehingga berpotensi diakses oleh anak-anak.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fenomena ini mencerminkan tantangan kompleks di era digital. Anak-anak saat ini tumbuh di lingkungan yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka terpapar berbagai stimulus digital sejak dini, namun belum memiliki kemampuan kognitif dan emosional yang cukup untuk memprosesnya secara sehat. Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan pemerintah, sekolah, dan keluarga untuk menciptakan ekosistem digital yang aman bagi anak-anak.
Studi Kasus:
Studi kasus serupa terjadi di Jepang pada tahun 2020, di mana seorang remaja 15 tahun melakukan kekerasan terhadap teman sekelasnya setelah terobsesi dengan game online berbau kekerasan. Namun, pemerintah Jepang kemudian menerapkan kebijakan “Digital Parenting” yang mewajibkan sekolah dan orang tua untuk bekerja sama dalam mendidik anak tentang penggunaan internet yang sehat.
Infografis (Konsep):
[Bayangkan infografis yang menunjukkan: Persentase anak Indonesia yang menggunakan internet, Jenis konten yang paling sering diakses anak, Dampak negatif paparan konten kekerasan pada anak, Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan orang tua dan pemerintah]
Kita hidup di zaman di mana teknologi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Namun, jangan biarkan kemajuan ini merenggut masa depan generasi penerus bangsa. Mari bersama-sama menjaga ruang digital menjadi tempat yang aman dan bermanfaat bagi anak-anak. Lindungi mereka dari paparan konten negatif, dampingi mereka dalam menjelajahi dunia maya, dan ajarkan mereka untuk menjadi digital native yang cerdas dan bertanggung jawab. Karena masa depan Indonesia ada di tangan generasi muda yang kita didik hari ini.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.