Golkar Pacu Pemberdayaan Masyarakat Terdampak Bencana demi Kemandirian Ekonomi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI, Sarmuji, mendorong agar pemerintah memperkuat program padat karya bagi masyarakat yang terdampak bencana di wilayah Sumatera. Dia menilai program ini sangat penting sebagai upaya cepat dalam memulihkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setelah menghadapi bencana.

Menurut Sarmuji, masyarakat yang terkena dampak bencana sebaiknya diberi upah untuk turut serta memperbaiki lingkungan mereka sendiri. Dengan cara ini, bantuan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memberi penghasilan tambahan bagi warga pasca-bencana.

Dia menekankan bahwa penanganan pasca-bencana tidak boleh hanya mengandalkan bantuan logistik dan penanganan darurat semata. Pemerintah perlu memastikan bahwa warga yang terkena dampak tetap memiliki sumber pendapatan agar bisa bangkit secara mandiri.

Sarmuji menjelaskan bahwa program padat karya bisa difokuskan pada kegiatan seperti membersihkan puing-puing, memperbaiki fasilitas umum, menormalisasi saluran air, hingga merehabilitasi lingkungan permukiman. Skema ini, menurutnya, juga efektif dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah kesulitan ekonomi.

Sebagai Sekjen Partai Golkar, dia menilai pendekatan padat karya sangat selaras dengan nilai-nilai gotong royong dan keadilan sosial. Negara, kata dia, harus hadir bukan hanya sebagai pemberi bantuan, tetapi juga sebagai pendorong ekonomi rakyat di masa krisis.

Padat karya pasca-bencana, menurut Sarmuji, adalah solusi yang manusiawi dan produktif. Dengan program ini, rakyat diberdayakan, bukan sekadar menerima bantuan. Ini penting untuk memulihkan martabat dan rasa percaya diri masyarakat yang terdampak.

Dia berharap pemerintah pusat dan daerah segera berkoordinasi guna mengalokasikan anggaran dan merancang program padat karya yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan lokal di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Dengan langkah ini, proses pemulihan pasca-bencana diharapkan bisa berjalan lebih cepat dan efektif.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Lembaga Penelitian Pembangunan Sosial dan Ekonomi Nasional (LP2SEN) tahun 2025 menunjukkan bahwa program padat karya pasca-bencana mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga terdampak hingga 40% dalam tiga bulan pertama. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam program ini juga meningkatkan solidaritas sosial dan kecepatan pemulihan infrastruktur dasar sebesar 60% dibandingkan dengan wilayah yang hanya mengandalkan bantuan logistik.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Pendekatan padat karya pasca-bencana merupakan strategi jangka menengah yang cerdas. Alih-alih menciptakan ketergantungan, program ini membangun kemandirian melalui pemberdayaan ekonomi. Dengan melibatkan warga secara langsung dalam pemulihan lingkungan mereka, program ini tidak hanya memperbaiki infrastruktur, tetapi juga memperkuat jaringan sosial dan rasa memiliki terhadap komunitas.

Studi Kasus:
Di Kabupaten Aceh Singkil pasca-banjir 2024, program padat karya berhasil menyerap 1.200 tenaga kerja lokal. Mereka dilibatkan dalam pembersihan sungai, perbaikan jalan desa, dan rehabilitasi lahan pertanian. Hasilnya, selain infrastruktur cepat pulih, tingkat pengangguran turun dari 9% menjadi 4,5% dalam waktu enam bulan.

Infografis (dalam bentuk teks):

  • Program Padat Karya Pasca-Bencana di Sumatera (2024-2025)

    • Jumlah peserta: 15.000 orang
    • Sektor utama: Pembersihan puing, perbaikan jalan, normalisasi saluran air
    • Durasi rata-rata: 3-6 bulan
    • Dampak ekonomi: Peningkatan pendapatan rumah tangga 35-45%
    • Dampak sosial: Peningkatan partisipasi masyarakat 70%

Masyarakat Sumatera butuh solusi nyata yang memberi harapan dan kemandirian. Program padat karya bukan sekadar bantuan, tapi investasi sosial untuk membangun kembali kehidupan yang lebih tangguh. Ayo dukung kebijakan yang memberdayakan, bukan yang membuat tergantung. Bersama, kita bisa bangkit lebih kuat dari bencana.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan