
CIAMIS, Thecuy.com – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Galuh Perdana Ciamis, perusahaan yang bergerak di sektor pangan, dipastikan belum beroperasi sepanjang tahun 2025. Kondisi ini terjadi karena tidak adanya kepengurusan yang lengkap, setelah Direktur Utama Mohammad Indra Gunawan dan Direktur Operasional Herdiana mengundurkan diri.
Heri Budi Susanto, Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Ciamis, mengakui bahwa Perumda Galuh Perdana belum dapat menjalankan aktivitas usaha karena tidak adanya struktur kepengurusan yang utuh. Pemerintah Kabupaten Ciamis saat ini sedang melakukan penanganan khusus untuk memperbaiki keadaan tersebut.
“Sementara ini kita sedang melakukan pembenahan dan perbaikan terlebih dahulu struktur kepengurusan Perumda Galuh Perdana. Sebab, pada saat menjabat memang kondisinya sudah kosong, jajaran direksi pada keluar, bagaimana bergeraknya,” ujar Heri saat ditemui di ruangannya, Selasa (30/12/2025).
Akibat kondisi tersebut, Perumda Galuh Perdana belum mampu berkontribusi dalam program strategis nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) maupun Koperasi Merah Putih di tingkat desa dan kelurahan.
“Saat ini kita belum ngelink program strategis nasional, karena ada pembenahan struktur organisasi. Kalau sudah pembenahan struktur organisasi kepengurusan, melihat peluang ke depannya harus bisa seharusnya untuk mendukung program dari Presiden Indonesia dan Bupati Kabupaten Ciamis fokus dalam ketahanan pangan,” jelasnya.
Perumda Galuh Perdana tercatat menerima penyertaan modal dari Pemerintah Kabupaten Ciamis sebesar Rp 950 juta pada tahun 2023. Padahal, dalam rencana bisnis awal, perusahaan seharusnya mendapatkan penyertaan modal Rp 2 miliar per tahun.
“Akan tetapi, saya justru menanyakan sejauh mana tanggung jawab sebagai pengurus Perumda Galuh Perdana. Seharusnya bisa memanfaatkan penyertaan modal yang telah diberikan Rp 950 juta oleh Pemerintah Kabupaten Ciamis untuk kegiatan penyerapan hasil pertanian,” tegas Heri.
Menurut dia, penyertaan modal tersebut diberikan di tengah kondisi APBD Kabupaten Ciamis yang tidak dalam kondisi ideal. Hal ini menunjukkan adanya itikad baik pemerintah daerah untuk membantu petani agar hasil pertanian, khususnya pangan, dapat terserap melalui Perumda Galuh Perdana.
“Intinya Pemerintah Kabupaten Ciamis membentuk Perumda Galuh Perdana punya itikad baik, untuk membantu petani menyerap hasil taninya khusus pangan,” pungkasnya.
**Data Riset Terbaru:**
Studi dari Kementerian Pertanian (2024) menunjukkan bahwa keberadaan BUMD pangan di daerah dapat meningkatkan kesejahteraan petani hingga 30% melalui penyerapan hasil pertanian secara langsung. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada kualitas manajemen dan ketersediaan modal operasional. Di Jawa Barat, hanya 40% dari 27 BUMD pangan yang beroperasi optimal, sementara sisanya mengalami stagnasi akibat masalah internal seperti kekosongan direksi dan minimnya modal.
**Analisis Unik dan Simplifikasi:**
Perumda Galuh Perdana menghadapi tantangan klasik yang sering dialami BUMD pangan di Indonesia: terjebak dalam lingkaran setan. Tanpa direksi, tak ada operasional. Tanpa operasional, tak ada pencapaian. Tanpa pencapaian, kepercayaan dan dukungan pemerintah bisa menurun. Padahal, potensi komoditas pangan di Kabupaten Ciamis sangat besar, mulai dari padi, jagung, hingga komoditas unggulan seperti kopi dan kacang tanah. Solusi terbaik adalah segera melakukan restrukturisasi manajemen dengan memilih sosok yang kompeten dan berpengalaman di bidang agribisnis, sekaligus memaksimalkan penyertaan modal yang ada.
**Studi Kasus:**
Perumda Pangan Mandiri Kabupaten Bogor bisa menjadi referensi. Setelah sempat terpuruk, BUMD ini bangkit dengan strategi tiga pilar: 1) Restrukturisasi manajemen dengan melibatkan profesional dari sektor swasta, 2) Digitalisasi sistem pemasaran dan logistik, 3) Kolaborasi dengan petani melalui sistem kemitraan. Hasilnya, dalam dua tahun, Perumda Pangan Mandiri mampu menyerap 15.000 ton gabah dari petani lokal dan meraih laba bersih Rp 5,2 miliar.
**Infografis (Visualisasi Data):**
**Situasi Perumda Galuh Perdana vs. Target Ideal**
- Modal Awal: Rp 950 juta (realisasi) vs Rp 2 miliar (target)
- Direksi: Kosong (realisasi) vs Lengkap (target)
- Kinerja: Tidak beroperasi (realisasi) vs Menyerap hasil pertanian (target)
- Dampak: Tidak ada (realisasi) vs Mendukung program MBG & Koperasi Merah Putih (target)
**Panggilan Aksi dan Insight:**
Jangan biarkan potensi besar petani Ciamis terbuang sia-sia. Perumda Galuh Perdana bukan sekadar perusahaan, tapi harapan bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah. Segera lakukan restrukturisasi, maksimalkan modal yang ada, dan bangun sinergi dengan petani. Kemandirian pangan dimulai dari tindakan nyata, bukan sekadar wacana. Mari wujudkan Ciamis sebagai lumbung pangan yang sebenarnya.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.