
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang merancang pembatasan rasio utang terhadap penghasilan bagi industri fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring (pindar) secara bertahap hingga tahun 2026. Kebijakan ini dimaksudkan agar perusahaan penyelenggara pindar memiliki waktu cukup untuk menyiapkan sistem penilaian risiko yang memadai, sehingga penyaluran pembiayaan dapat dilakukan secara prudent dan berkelanjutan.
Tahun depan, industri fintech diprediksi tetap tumbuh positif, didorong oleh digitalisasi pembiayaan dan inovasi produk berbasis data alternatif. Namun, tantangan utama tetap ada pada penguatan mitigasi risiko kredit serta ketahanan terhadap dinamika perekonomian. Segmen produktif, yang berhubungan langsung dengan kondisi ekonomi makro, menjadi fokus utama karena rentan terhadap gejolak ekonomi.
Data OJK per Oktober 2025 mencatat terdapat 22 perusahaan pindar dengan tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) di atas 5%. Mayoritas perusahaan ini berada di segmen pembiayaan produktif, yang memang lebih sensitif terhadap perubahan ekonomi. Risiko kredit macet di segmen ini menjadi perhatian serius, meskipun tingkat risiko kredit secara agregat menunjukkan tren penurunan.
Pembiayaan pindar per Oktober 2025 mencapai Rp 92,92 triliun, meningkat 23,86% dibandingkan tahun sebelumnya dan naik 2,12% dibanding September 2025 yang tercatat sebesar Rp 90,99 triliun. Di tengah pertumbuhan tersebut, risiko gagal bayar tetap menjadi tantangan, meski rata-rata TWP90 secara agregat turun dari 2,82% pada September 2025 menjadi 2,76% pada Oktober 2025.
Kebijakan pembatasan rasio utang terhadap penghasilan yang diterapkan secara bertahap hingga 2026 diharapkan mendorong perusahaan pindar untuk memperkuat manajemen risiko dan memastikan keberlanjutan penyaluran pembiayaan. Dengan demikian, industri dapat tumbuh secara sehat tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.
Data Riset Terbaru:
Riset dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) 2025 menunjukkan bahwa pertumbuhan fintech lending dipengaruhi oleh tingkat inklusi keuangan dan penetrasi internet. Namun, risiko kredit tetap menjadi tantangan utama, terutama di segmen produktif yang lebih rentan terhadap fluktuasi ekonomi.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Industri fintech lending berada di persimpangan antara inovasi dan risiko. Di satu sisi, teknologi memungkinkan penyaluran kredit yang cepat dan mudah. Di sisi lain, ketiadaan sistem penilaian risiko yang memadai dapat memicu lonjakan kredit macet. Kebijakan pembatasan rasio utang terhadap penghasilan adalah langkah preventif yang tepat, namun harus diiringi dengan penguatan literasi keuangan bagi masyarakat.
Studi Kasus:
Studi kasus dari perusahaan fintech X menunjukkan bahwa penerapan sistem penilaian risiko berbasis data alternatif berhasil menurunkan TWP90 dari 6% menjadi 3% dalam waktu satu tahun. Pendekatan ini menggabungkan data tradisional dengan data perilaku digital, seperti riwayat transaksi dan aktivitas media sosial.
Infografis:
Grafik menunjukkan tren pertumbuhan pembiayaan pindar dan tingkat TWP90 dari Januari 2025 hingga Oktober 2025. Pertumbuhan pembiayaan menunjukkan tren naik, sementara TWP90 menunjukkan tren turun, meskipun masih fluktuatif.
Penerapan kebijakan pembatasan rasio utang terhadap penghasilan secara bertahap hingga 2026 adalah langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan industri fintech lending. Dengan memperkuat manajemen risiko dan meningkatkan literasi keuangan, industri ini dapat menjadi motor penggerak inklusi keuangan yang sehat dan berkelanjutan. Mari bersama-sama mendukung pertumbuhan fintech yang bertanggung jawab, demi masa depan keuangan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.