Startup Roket China LandSpace Tantang SpaceX

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Startup antariksa asal China, LandSpace, kian memperlihatkan ambisi besar untuk menyaingi dominasi SpaceX di industri peluncuran roket global. Perusahaan yang bermarkas di Beijing ini secara terbuka mengakui bahwa SpaceX menjadi inspirasi utama dalam perjalanan pengembangan roket mereka. Bahkan, mereka baru saja mencatat sejarah sebagai perusahaan swasta pertama di China yang melakukan uji coba pendaratan roket kembali ke permukaan Bumi, meski hasilnya masih belum sempurna.

Pada awal Desember 2025, LandSpace menguji coba roket Zhuque-3 untuk misi pendaratan kembali tahap pertama. Uji coba berakhir dengan kegagalan saat booster tidak berhasil menyalakan mesin pendaratannya sekitar 3 kilometer dari permukaan tanah, menyebabkan roket jatuh. Namun, kegagalan ini justru dipandang sebagai bagian dari proses pembelajaran, mengikuti pendekatan eksperimental yang agresif seperti yang diterapkan oleh SpaceX.

Setelah uji coba tersebut, LandSpace segera menyelesaikan persiapan menuju penawaran saham perdana (IPO) di bursa saham Shanghai. Dana yang diperoleh dari pasar modal ditujukan untuk membiayai pengembangan roket generasi berikutnya, di saat SpaceX sendiri juga dikabarkan tengah mempertimbangkan IPO.

Dai Zheng, Kepala Perancang Zhuque-3, menyatakan bahwa ketertarikannya bergabung dengan LandSpace pada tahun 2016 tidak terlepas dari filosofi kerja SpaceX. Ia memutuskan keluar dari perusahaan roket milik negara demi membangun ekosistem peluncuran yang lebih berani mengambil risiko dan fokus pada roket yang dapat digunakan kembali.

Target LandSpace sangat jelas: menciptakan alternatif roket murah seperti Falcon 9 milik SpaceX. Ambisi ini sejalan dengan rencana besar pemerintah China untuk membangun konstelasi satelit hingga 10.000 unit dalam beberapa dekade ke depan, yang membutuhkan biaya peluncuran yang jauh lebih efisien.

Desain roket Zhuque-3 kerap disebut sebagai versi China dari Falcon 9. Wakil Kepala Perancang Dong Kai mengatakan bahwa konfigurasi Falcon 9 telah terbukti secara teknis dan rasional, sehingga layak untuk dipelajari. Menurutnya, belajar dari desain sukses bukan berarti meniru secara membabi buta.

Elon Musk sendiri pernah menyoroti roket Zhuque-3. Ia menyatakan bahwa roket tersebut menggabungkan arsitektur Falcon 9 dengan elemen Starship, seperti penggunaan baja tahan karat dan bahan bakar methalox, kombinasi metana dan oksigen cair. Namun, Musk tetap menegaskan bahwa Starship berada “di liga yang berbeda”.

Kehadiran LandSpace juga memicu perubahan budaya di industri antariksa China yang selama ini didominasi perusahaan pelat merah dan cenderung menghindari kegagalan. Kini, media-media negara mulai meliput uji coba roket yang gagal, termasuk dari perusahaan milik negara, sesuatu yang dulu sangat jarang terjadi.

Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang makin membuka akses ke pasar modal, LandSpace berharap bisa mempercepat pengembangan roket pakai ulang. Jika menilik sejarah SpaceX yang membutuhkan beberapa kali kegagalan sebelum akhirnya sukses mendaratkan booster Falcon 9 pada 2015, tampaknya jalan panjang LandSpace baru saja dimulai.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) tahun 2025 menunjukkan bahwa China telah menggandakan jumlah peluncuran roket swasta mereka dalam dua tahun terakhir, dengan LandSpace menjadi pemain utama. Laporan tersebut juga mencatat bahwa investasi swasta dalam sektor antariksa China meningkat 60% sejak 2022, didorong oleh kebijakan pemerintah yang mendorong privatisasi sektor antariksa.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
LandSpace bukan sekadar meniru SpaceX, melainkan mencoba membangun ekosistem peluncuran berbiaya rendah yang sesuai dengan kebutuhan pasar China. Mereka memanfaatkan keunggulan teknologi roket pakai ulang sambil menyesuaikan desain dengan kebutuhan konstelasi satelit nasional. Pendekatan ini menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu harus revolusioner, namun bisa berupa adaptasi strategis terhadap teknologi yang sudah terbukti.

Studi Kasus:
Uji coba pendaratan Zhuque-3 meskipun gagal, menjadi tonggak penting bagi industri antariksa China. Ini menunjukkan bahwa perusahaan swasta mulai mendapatkan ruang untuk bereksperimen, sesuatu yang selama ini didominasi oleh perusahaan pelat merah. Keberanian mengambil risiko dan belajar dari kegagalan menjadi kunci utama dalam pengembangan teknologi peluncuran roket modern.

LandSpace sedang menulis bab baru dalam sejarah antariksa China, membuktikan bahwa inovasi bisa tumbuh di mana saja selama ada tekad, dukungan, dan keberanian untuk gagal. Masa depan industri peluncuran roket global tampaknya akan semakin kompetitif, dan China siap menjadi pemain utama.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan