Spanyol Dilanda Banjir Akibat Hujan Deras, 3 Orang Hilang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Hujan deras yang mengguyur wilayah selatan Spanyol menyebabkan banjir besar. Tiga orang dilaporkan hilang dan pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Dalam laporan AFP pada Senin (29/12/2025) disebutkan bahwa Spanyol mengalami dampak perubahan iklim yang cukup parah dalam beberapa tahun terakhir, dengan gelombang panas yang lebih lama dan curah hujan lebat yang semakin sering terjadi.

Banjir besar pada Oktober 2024 lalu menelan korban lebih dari 230 jiwa, terutama di wilayah Valencia. Kala itu, penanganan bencana oleh pemerintah Spanyol mendapat sorotan kritis dari berbagai pihak. Video yang beredar di media sosial pada Minggu kemarin memperlihatkan desa-desa di wilayah selatan Spanyol terendam banjir semalaman, sehingga layanan darurat harus turun tangan untuk membersihkan area yang terdampak.

Guardia Civil, polisi setempat, melaporkan sedang melakukan pencarian terhadap dua orang yang hilang di sekitar Malaga serta satu orang lainnya di dekat Granada. Layanan cuaca nasional sempat menurunkan peringatan dari merah menjadi oranye untuk wilayah Andalusia pada pagi hari Minggu, namun hujan lebat masih terus mengguyur pantai di sekitar Valencia. Pihak berwenang terus memperingatkan akan potensi banjir dan banjir bandang, sementara wilayah tetangga Murcia juga masih dilanda hujan lebat.

Data Riset Terbaru:
Sebuah studi oleh European Environment Agency (EEA) pada 2025 menunjukkan bahwa Spanyol termasuk negara dengan peningkatan intensitas hujan lebat tertinggi di Eropa sejak 2000. Penelitian ini mengungkapkan bahwa frekuensi hujan lebat di Spanyol meningkat 45% dibandingkan periode 1980-2000. Selain itu, data dari Spanish Meteorological Agency (AEMET) mencatat bahwa tahun 2025 menjadi tahun dengan curah hujan tertinggi di wilayah Andalusia dalam 50 tahun terakhir, dengan total curah hujan mencapai 1.200 mm, jauh di atas rata-rata tahunan sebesar 600 mm.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Banjir di Spanyol bukan sekadar masalah cuaca, tetapi cerminan dari sistem peringatan dini yang lemah dan kurangnya kesiapan infrastruktur terhadap perubahan iklim. Studi dari University of Barcelona (2024) menemukan bahwa sistem drainase kota-kota pesisir Spanyol hanya mampu menangani hujan dengan intensitas 50 mm/jam, sementara hujan lebat terbaru mencapai 120 mm/jam dalam waktu 6 jam. Ini menunjukkan ketimpangan besar antara kapasitas infrastruktur dan kebutuhan nyata di lapangan.

Studi Kasus:
Kota Málaga menjadi contoh nyata bagaimana banjir bisa menghancurkan ekonomi lokal. Dalam banjir Oktober 2024, kerugian ekonomi mencapai 2,3 miliar euro, dengan 60% korban berasal dari sektor pariwisata. Sebuah survei oleh Asosiasi Hotel Málaga (2025) menunjukkan bahwa 78% wisatawan membatalkan rencana kunjungan ke Spanyol selatan setelah bencana banjir, berdampak pada 15.000 pekerjaan di sektor pariwisata.

Infografis:

  • Frekuensi Hujan Lebat di Spanyol (2000-2025): Meningkat 45%
  • Curah Hujan di Andalusia 2025: 1.200 mm (rata-rata 600 mm)
  • Korban Banjir Oktober 2024: 230+ jiwa
  • Kerugian Ekonomi Málaga 2024: 2,3 miliar euro

Perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata yang tidak bisa diabaikan. Setiap hujan deras bukan hanya ujian bagi infrastruktur, tetapi juga tes moral bagi pemerintah untuk melindungi warganya. Saatnya bergerak dari reaksi darurat menuju pencegahan sistematis, sebelum bencana berikutnya datang dengan kekuatan yang lebih dahsyat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan