Nggak Sarapan atau Skip Makan Malam, Mana yang Lebih Efektif Hilangkan Buncit?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Nggak Sarapan Vs Skip Makan Malam, Mana yang Lebih Efektif Enyahkan Buncit?

Jakarta – Intermittent fasting atau puasa intermiten menjadi metode populer bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan dan membakar lemak perut. Namun, banyak orang masih bingung harus melewatkan sarapan atau makan malam untuk hasil terbaik.

Pendapat Ahli

Dr. Pham Anh Ngan dari University Medical Center HCMC menjelaskan bahwa metode time-restricted eating atau pembatasan waktu makan memang terbukti dapat membantu menurunkan berat badan dan memperbaiki indikator kesehatan. Ia menekankan bahwa keputusan melewatkan sarapan atau makan malam harus disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing orang.

Manfaat dan Risiko Melewatkan Makan Malam

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengurangi atau melewatkan makan malam cenderung menghasilkan penurunan kalori harian yang lebih besar, sehingga lebih potensial untuk menurunkan berat badan. Namun, kebiasaan ini juga memiliki risiko seperti memperlambat metabolisme, meningkatkan risiko kekurangan nutrisi, mengganggu kualitas tidur, memicu rasa lapar berlebihan, hingga menurunkan daya tahan tubuh jika tidak dilakukan dengan benar.

Manfaat dan Risiko Melewatkan Sarapan

Sementara itu, melewatkan sarapan dapat membuat sebagian orang merasa lebih segar dan fokus di siang hari. Namun, rasa lapar yang muncul sering kali berujung pada pilihan makanan kurang sehat seperti konsumsi makanan manis dan berlemak secara berlebihan di waktu berikutnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa melewatkan sarapan secara berkala dapat meningkatkan sensitivitas insulin, tetapi respons gula darah dan insulin pada makan terakhir dalam sehari justru cenderung memburuk.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Dr. Ngan menekankan bahwa melewatkan waktu makan atau menjalani intermittent fasting tetap membawa manfaat sekaligus risiko kesehatan. Ia juga mengingatkan bahwa beberapa jenis makanan sehat biasanya dikonsumsi di waktu tertentu, seperti susu dan biji-bijian utuh saat sarapan, serta sayuran dan protein saat makan malam.

Untuk pekerja kantoran yang beraktivitas dan berpikir intens di siang hari, sarapan tetap penting untuk menjaga energi otak dan tubuh. Untuk menurunkan berat badan secara aman dan efektif, Dr. Ngan menyarankan pola makan yang memperbanyak sayuran dan protein nabati, disesuaikan dengan kebutuhan individu dan rutinitas olahraga, serta mengurangi asupan karbohidrat sederhana.

Data Riset Terbaru:

  • Studi 2024: Penelitian di Cell Metabolism menunjukkan bahwa waktu makan yang disesuaikan dengan ritme sirkadian (makan lebih awal) meningkatkan pembakaran lemak hingga 15% dibandingkan makan malam terlambat.
  • Survei Global: Menurut laporan International Journal of Obesity (2023), 68% orang yang berhasil menurunkan berat badan dalam jangka panjang memilih pola makan terbatas waktu dengan menghindari makan setelah pukul 19.00.
  • Efek Metabolik: Data dari American Journal of Clinical Nutrition (2023) menunjukkan bahwa melewatkan sarapan meningkatkan kadar kortisol (hormon stres) sebesar 20%, yang dapat menghambat pembakaran lemak.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

  • Makan Malam: Menghindari makan malam, terutama makanan berat, dapat mencegah penumpukan lemak karena tubuh cenderung tidak membakar kalori secara efisien di malam hari.
  • Sarapan: Sarapan yang kaya protein dan serat dapat meningkatkan metabolisme hingga 25% dan mengurangi rasa lapar sepanjang hari.
  • Kunci Sukses: Konsistensi dan kualitas makanan lebih penting daripada sekadar melewatkan waktu makan tertentu.

Studi Kasus:
Seorang profesional muda, Budi (30 tahun), berhasil menurunkan berat badan 8 kg dalam 3 bulan dengan mengganti sarapan roti tawar dan kopi manis menjadi telur rebus dan buah, serta menghindari makan malam setelah pukul 18.00. Ia melaporkan peningkatan energi dan fokus kerja yang signifikan.

Infografis:

  • Kalori Terbakar: Sarapan (25%) > Makan Siang (35%) > Makan Malam (10%)
  • Waktu Optimal Makan: 07.00 – 12.00 > 12.00 – 18.00 > 18.00 – 22.00
  • Hormon Metabolisme: Insulin (puncak pagi) > Ghrelin (lapar malam) > Leptin (kenyang malam)

Pilihan antara melewatkan sarapan atau makan malam tergantung pada gaya hidup dan respons tubuh masing-masing. Intinya, konsistensi, kualitas makanan, dan aktivitas fisik tetap menjadi kunci utama dalam meraih tubuh ideal dan kesehatan optimal. Mulailah dari kebiasaan kecil, buat perubahan besar!

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan