Kemensos Salurkan Bantuan Rp 100,4 Miliar untuk Tanggap Darurat Bencana Sumatera

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, termasuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, telah menyebabkan kerugian material dan korban jiwa. Menanggapi kondisi tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) terus bergerak cepat dalam menyalurkan bantuan darurat kepada masyarakat terdampak. Hingga kini, total nilai bantuan yang telah disalurkan mencapai Rp 100,4 miliar.

“Total nilai bantuan penanganan tanggap darurat bencana Sumatera yang sudah tersalur mencapai Rp 100.484.346.880. Bantuan ini berupa lauk pauk, family kit, kidsware, serta bahan makanan untuk 42 dapur umum,” ujar Wakil Menteri Sosial Agus Jabo dalam konferensi pers pemulihan dan rencana strategis pascabencana di Posko Terpadu Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (29/11/2025).

Rincian bantuan tersebut meliputi bantuan untuk Aceh sebesar Rp 43 miliar, Sumatera Barat sebesar Rp 19 miliar, dan Sumatera Utara sebesar Rp 37 miliar. “Untuk Provinsi Aceh nilainya Rp 43.606.958.300. Untuk Provinsi Sumatera Barat nilainya Rp 19.418.596.580. Dan untuk Provinsi Sumatera Utara nilainya sebesar Rp 37.458.792.000,” jelas Agus.

Selain bantuan logistik, Kemensos juga menyalurkan santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia. Sebanyak 86 ahli waris telah menerima santunan senilai Rp 15 juta per orang, dengan total nilai mencapai Rp 1,290 miliar. Penerima santunan tersebar di Kabupaten Pidie (2 orang), Kabupaten Pidie Jaya (30 orang), dan Kota Sibolga (54 orang). Penyaluran santunan untuk korban di Kabupaten Padang Panjang juga akan segera menyusul.

Agus menegaskan bahwa pencairan dana santunan akan dilakukan secara cepat berdasarkan data yang telah diverifikasi oleh pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Setiap data yang telah diverifikasi oleh Bupati, Wali Kota, dan BNPB, segera akan kami tindaklanjuti dengan proses pencairan santunan korban meninggal tersebut,” tegasnya.

Upaya penanganan bencana ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam memberikan dukungan nyata kepada masyarakat yang terdampak. Dengan koordinasi yang baik antara pusat dan daerah, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan efektif.

Studi Kasus: Penanganan Bencana di Aceh Tamiang
Aceh Tamiang menjadi salah satu wilayah yang terdampak parah akibat banjir. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lebih dari 10.000 warga mengungsi dan ribuan rumah terendam. Namun, dengan kehadiran dapur umum dan distribusi bantuan logistik, kondisi mulai membaik. Masyarakat mulai kembali ke rumah setelah air surut dan proses normalisasi dimulai.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data dari Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, hingga November 2025, total kerugian akibat bencana hidrometeorologi di Sumatera mencapai lebih dari Rp 2 triliun. Banjir menjadi bencana paling dominan, disusul longsor dan puting beliung. Faktor utama penyebabnya adalah curah hujan tinggi yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina serta kerusakan hutan dan alih fungsi lahan.

Infografis:

  • Total Bantuan Logistik: Rp 100,4 Miliar
    • Aceh: Rp 43 Miliar
    • Sumatera Barat: Rp 19 Miliar
    • Sumatera Utara: Rp 37 Miliar
  • Santunan Korban Meninggal: 86 Ahli Waris
    • Total Dana: Rp 1,29 Miliar
    • Nilai per Ahli Waris: Rp 15 Juta
  • Dapur Umum Beroperasi: 42 Unit
  • Wilayah Terdampak Utama: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat

Pemulihan pasca-bencana membutuhkan kerja sama lintas sektor dan dukungan masyarakat luas. Setiap bantuan yang diberikan bukan hanya soal materi, tetapi juga harapan dan semangat bagi saudara-saudara kita yang sedang menghadapi cobaan. Mari terus bergerak bersama, membangun kembali kehidupan yang lebih tangguh dan siap menghadapi segala tantangan di masa depan. Solidaritas dan kepedulian adalah kekuatan terbesar bangsa ini.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan