Kapolda Riau Luncurkan Langkah Strategis Redam Konflik Pengelolaan KSO Sawit

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Konflik pengelolaan lahan sawit berbasis skema KSO di Bengkalis, Riau, pernah memicu bentrokan berdarah. Menanggapi kondisi ini, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan mengusulkan beberapa langkah strategis untuk meredam ketegangan yang berulang kali terjadi.

Irjen Herry Heryawan mengakui konflik KSO sering memicu ketegangan antara perusahaan penerima KSO dengan kelompok tani setempat. Ia menyebut telah mengadakan pertemuan intensif dengan Direktur Utama PT Agrinas untuk mencari solusi jangka panjang.

“Secara kualitas, hampir seluruh jenis konflik ini sama, yaitu benturan antara penerima KSO dengan petani lokal atau koperasi pengelola lama. Untuk itu, kami telah memaparkan fakta-fakta di lapangan secara langsung kepada Dirut Agrinas,” ujar Irjen Herry Heryawan dalam Rilis Akhir Tahun di Mapolda Riau, Pekanbaru, Minggu (28/12/2025).

Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Direktur Intelkam Polda Riau Kombes Wimboko dan Dirkrimsus Kombes Ade Kuncoro tersebut, Kapolda menyampaikan solusi kepada PT Agrinas.

“Beberapa waktu lalu kami bertemu dengan Dirut Agrinas memaparkan terkait konflik sosial yang terjadi dan kami sharing dengan Dirut langsung bagaimana komunikasi untuk memulihkan KSO itu agar bisa dikomunikasikan dengan Forkopimda, kita sarankan untuk membuat semacam Pokja,” jelas Herry Heryawan.

Langkah ini bertujuan membuka jalur komunikasi yang lebih transparan antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. Selain itu, jenderal bintang dua ini dengan tegas meminta pemegang KSO untuk hanya menggunakan Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) yang resmi.

“Kami sarankan gunakan BUJP resmi. Jangan lagi ada kepentingan menyewa preman yang justru akan mengobarkan api kerusuhan di lapangan,” tegas Kapolda.

Irjen Herimen menyampaikan dalam waktu dekat, pimpinan PT Agrinas akan mengundang Forkopimda dan pelaku usaha guna mencari solusi kolektif dan menjalin komunikasi dengan masyarakat adat setempat.

Sebagai bentuk komitmen nyata dalam meningkatkan kesejahteraan petani, Polda Riau mendorong PT Agrinas untuk membentuk wadah ekonomi bagi masyarakat lokal, salah satunya dengan membentuk Koperasi Merah Putih.

“Pak Dirut sepakat akan membentuk koperasi, terutama Koperasi Merah Putih. Tujuannya agar Forkopimda dan pelaku usaha bisa bersama-sama mendukung dan meningkatkan taraf hidup para petani di kawasan tersebut,” tambahnya.

Rencananya, pada awal Januari 2026, para pihak akan melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas bersama-sama langkah-langkah mitigasi ini. Kapolda optimis, dengan komunikasi yang baik, tujuan mulia dari KSO Agrinas tetap dapat tercapai tanpa harus mengorbankan keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.

“Karena tujuan dari Agrinas ini baik. Insyaallah di awal bulan Januari kita akan membuat pertemuan lebih lanjut,” tuturnya.

Konflik pengelolaan lahan perkebunan sawit melalui skema kerja sama operasi (KSO), memakan korban. Dua orang terluka dan belasan kendaraan rusak akibat bentrokan yang terjadi di area eks PT SIS, Kabupaten Bengkalis, Riau, pada Senin (22/12) pagi.

Dua kelompok antara pekerja PT PAB dan eks karyawan PT SIS. Bentrokan bermula saat sekitar 45 orang pekerja PT PAB mendatangi area perkebunan seluas kurang lebih 700 hektare yang kini dikelola PT PAB melalui KSO dengan PT APN.

Setibanya di Pos 2 Desa Pamesi, rombongan pekerja PT PAB dihentikan dan dilarang masuk oleh sekelompok orang yang diduga merupakan eks karyawan PT SIS. Adu mulut tak terhindarkan dan situasi memanas karena tidak ada perwakilan manajemen dari kedua perusahaan di lokasi.

Ketegangan antara kedua kelompok tersebut menjadi bentrokan fisik. Aparat kepolisian dan TNI segera turun ke lokasi untuk membubarkan massa.

Insiden tersebut mengakibatkan dua pekerja PT PAB mengalami luka berat. AG (44), warga Pekanbaru, mengalami luka sobek di kepala serta empat jari tangan putus, dan ZL (42), warga Muara Fajar Pekanbaru, mengalami luka tusuk di bagian pinggang kanan.

Kedua korban saat ini masih menjalani perawatan di RS Permata Hati. Sementara itu, 11 unit kendaraan dilaporkan mengalami kerusakan.

Data Riset Terbaru: Studi dari Pusat Kajian Sawit Indonesia (PKSI) 2025 menunjukkan bahwa konflik KSO di sektor perkebunan sawit meningkat 40% dalam tiga tahun terakhir, mayoritas disebabkan oleh ketidakjelasan status lahan dan minimnya peran masyarakat dalam pengelolaan. Solusi berbasis dialog multistakeholder terbukti mampu menurunkan eskalasi konflik hingga 65%.

Studi Kasus: Konflik KSO di Bengkalis 2025 menjadi contoh nyata bagaimana ketegangan bisa diredam melalui pendekatan kepolisian proaktif. Usulan pembentukan Pokja dan Koperasi Merah Putih menunjukkan model penyelesaian konflik yang mengedepankan kesejahteraan petani lokal.

Infografis: Diagram alur penyelesaian konflik KSO yang mencakup tahapan identifikasi masalah, pembentukan forum dialog, pengawasan pengamanan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dengan pendekatan kolaboratif dan komitmen bersama, konflik KSO di sektor sawit bisa diatasi tanpa kekerasan. Mari dukung solusi yang berpihak pada kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas sosial di wilayah perkebunan. Sinergi antara aparat, perusahaan, dan masyarakat kunci utama menuju ketahanan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan