Antrean Membludak, Tiket Planetarium Kini Dijual Online dan Offline

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, merespons aduan warga yang kesulitan mendapatkan tiket Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM). Menanggapi ant antrean panjang dan permintaan publik, Pemprov DKI memutuskan kebijakan baru: pembagian tiket secara proporsional, 50% secara daring dan 50% di lokasi.

Pramono mengungkapkan, tiket Planetarium yang baru saja dibuka langsung habis terpesan hingga akhir bulan. “Banyak warga dari berbagai daerah, termasuk Depok, Bekasi, dan Tangerang, yang ingin mengunjungi. Mereka meminta agar tiket tidak hanya dijual online,” ujarnya di Karet Tengsin, Senin (29/12/2025).

Kebijakan baru ini diharapkan menjawab tantangan aksesibilitas, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa menggunakan platform digital. “Kita bagi 50-50. Sebagian melalui sistem online, sebagian lagi bisa langsung dibeli di lokasi,” tambah Pramono.

Sebelumnya, antusiasme masyarakat terhadap pembukaan kembali Planetarium Jakarta sangat tinggi. Pengunjung rela antre sejak pagi hari demi mendapatkan tiket. Namun, sebagian besar calon pengunjung, seperti Amin (50) dari Bojong Gede, Bogor, harus pulang dengan tangan hampa karena tiket sudah habis.

“Kuota offline sudah penuh. Kami mohon maaf,” ujar petugas di lokasi menggunakan pengeras suara. Amin mengaku kecewa namun memahami situasi tersebut. “Saya datang pagi-pagi, tapi sudah habis. Katanya pendaftaran offline akan dibuka kembali hari Selasa, jadi saya pulang dulu,” ujarnya.

Pembagian tiket secara offline dan online ini diharapkan dapat memastikan distribusi tiket yang lebih merata dan inklusif. Dengan demikian, lebih banyak warga, terutama yang berasal dari luar Jakarta, dapat menikmati fasilitas edukatif dan rekreasi yang disediakan oleh Planetarium Jakarta.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025 menunjukkan bahwa akses internet di wilayah Jabodetabek mencapai 85%. Namun, tingkat literasi digital masih bervariasi, terutama di kalangan usia lanjut dan masyarakat dari daerah penyangga. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun yang sama juga mencatat bahwa meskipun penetrasi internet tinggi, sekitar 30% masyarakat masih merasa kesulitan dalam menggunakan aplikasi digital untuk transaksi resmi.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kebijakan pembagian tiket 50-50 ini mencerminkan pendekatan inklusif dalam pelayanan publik. Dengan mempertimbangkan disparitas akses dan kemampuan digital, Pemprov DKI berupaya memastikan bahwa fasilitas publik seperti Planetarium dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya mereka yang melek digital. Ini adalah langkah strategis dalam membangun kota yang ramah bagi semua warga.

Studi Kasus:
Kasus Planetarium Jakarta menunjukkan bahwa meskipun teknologi digital telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, tidak semua warga memiliki kemudahan yang sama dalam mengaksesnya. Kebijakan hybrid (offline-online) ini bisa menjadi model bagi fasilitas publik lainnya, seperti museum, taman kota, dan tempat wisata sejarah, untuk memastikan akses yang adil dan merata.

Infografis:

  • Jumlah Tiket Harian: 1.000 tiket
  • Pembagian Tiket:

    • 500 tiket via online
    • 500 tiket via offline
  • Lokasi Pembelian Offline: Taman Ismail Marzuki (TIM)
  • Waktu Pendaftaran Offline: Setiap hari mulai pukul 08.00 WIB
  • Kuota Online: Terbatas, sesuai jadwal yang ditentukan

Penutup:
Dengan komitmen untuk memastikan akses yang adil dan inklusif, Pemprov DKI Jakarta terus berinovasi dalam menyediakan layanan publik yang berkualitas. Pembagian tiket Planetarium secara offline dan online adalah langkah nyata dalam mewujudkan kota yang ramah bagi semua warga. Ayo, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati keajaiban alam semesta di Planetarium Jakarta!

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan