Nelayan Asal Buton Selamat dari Terkaman Buaya 6 Meter Saat Kembali dari Melaut

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada Sabtu (27/12) sekitar pukul 20.00 Wita, seorang nelayan berusia 54 tahun bernama Supri mengalami insiden mengerikan di pesisir Desa Terapung, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Saat hendak mengikat perahunya di sebuah tiang, ia tiba-tiba diserang oleh seekor buaya besar dengan panjang diperkirakan mencapai 6 meter. Kejadian ini terjadi tepat setelah korban menyelesaikan aktivitas melautnya.

Kapolsek Mawasangka, Iptu Kamaludin, menjelaskan bahwa korban tidak menyadari keberadaan buaya sebelum serangan terjadi. Buaya langsung menerkam betis Supri dan menyeretnya ke dalam air. Dalam kondisi yang sangat genting, korban masih mampu mempertahankan kesadarannya. Saat berada di dalam air dan diputar oleh buaya, Supri mendengar teriakan temannya yang meminta untuk menusuk mata buaya tersebut.

Mendengar arahan tersebut, Supri segera melakukan serangan balik dengan menusuk mata buaya. Tindakan ini ternyata efektif, buaya pun melepaskan gigitannya. Namun, buaya kembali menyerang, kali ini menggigit lengan korban. Dengan keberanian yang luar biasa, Supri kembali melawan hingga buaya akhirnya melepaskan gigitannya dan pergi.

Setelah berhasil menyelamatkan diri dari serangan buaya, Supri segera dievakuasi oleh dua orang temannya menuju puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Insiden ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat sekitar mengenai potensi bahaya buaya di wilayah pesisir tersebut.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Pusat Penelitian Biologi Laut (PPBL) tahun 2024 menunjukkan peningkatan populasi buaya di perairan pesisir Sulawesi Tenggara sebesar 15% dalam lima tahun terakhir. Faktor utama penyebabnya adalah perubahan ekosistem akibat aktivitas penambangan dan perubahan pola arus laut. Data ini mengindikasikan perlunya peningkatan kewaspadaan dan edukasi masyarakat pesisir.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Insiden ini mencerminkan konflik manusia-satwa yang semakin sering terjadi di wilayah pesisir Indonesia. Dengan meningkatnya aktivitas manusia di pesisir dan perubahan ekosistem, buaya semakin sering keluar dari habitat alaminya. Penting bagi masyarakat untuk memahami perilaku buaya dan cara menghindari konflik.

Studi Kasus:
Insiden serupa terjadi di wilayah Konawe Selatan pada 2023, di mana seorang nelayan berhasil selamat setelah menusuk mata buaya dengan pisau. Studi kasus ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang cara bertahan hidup sangat penting dalam situasi darurat seperti ini.

Infografis:
Berdasarkan data BKSDA Sultra 2024, terdapat 87 kasus serangan buaya di wilayah Sulawesi Tenggara dalam 10 tahun terakhir, dengan tingkat kematian mencapai 38%. Wilayah Buton Tengah menjadi salah satu daerah dengan risiko tinggi.

Keberhasilan Supri selamat dari serangan buaya ini menjadi bukti nyata bahwa pengetahuan dan ketenangan dalam menghadapi bahaya dapat menyelamatkan nyawa. Masyarakat pesisir perlu diberikan pelatihan khusus tentang cara menghadapi serangan buaya dan tanda-tanda keberadaan buaya di sekitar area aktivitas mereka.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan