Negara-negara Kian Tolak Pengakuan Israel atas Somaliland

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Somaliland, wilayah di Tanduk Afrika yang sejak 1991 memproklamirkan kemerdekaan dari Somalia, kini menjadi sorotan global setelah Israel secara resmi mengakui kedaulatannya sebagai negara merdeka dan berdaulat. Langkah ini diumumkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menjadikan Israel sebagai negara pertama di dunia yang mengakui Somaliland secara resmi. Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi menyambut baik pengakuan tersebut, menyebutnya sebagai awal dari kemitraan strategis dan mendorong Somaliland untuk bergabung dengan Abraham Accords.

Pengakuan ini memicu reaksi keras dari lebih dari 20 negara, terutama dari Timur Tengah, Afrika, dan Organisasi Kerja Sama Islam. Dalam pernyataan bersama, mereka menyatakan penolakan penuh terhadap tindakan Israel, mengingat dampak seriusnya terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan Tanduk Afrika, Laut Merah, serta keamanan internasional secara keseluruhan. Mereka juga menegaskan penolakan terhadap potensi keterkaitan antara pengakuan ini dengan upaya memaksa mengusir rakyat Palestina dari tanah mereka.

Sementara itu, Amerika Serikat, sekutu dekat Israel, menyatakan tidak akan mengikuti langkah tersebut. Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan New York Post secara tegas menolak pengakuan AS terhadap Somaliland, bahkan mempertanyakan keberadaan wilayah tersebut. Departemen Luar Negeri AS juga menegaskan komitmennya terhadap integritas teritorial Somalia, yang mencakup wilayah Somaliland.

Somaliland, yang terletak di Teluk Aden berseberangan dengan Yaman dan berbatasan dengan Djibouti, memiliki pemerintahan dan mata uang sendiri sejak memisahkan diri dari Somalia. Namun, hingga kini, wilayah ini belum pernah diakui secara internasional. Pengakuan Israel ini membuka babak baru dalam upaya Somaliland mendapatkan pengakuan global, sekaligus memperuncing ketegangan geopolitik di kawasan yang strategis secara militer dan ekonomi.

Data Riset Terbaru:
Riset dari Carnegie Endowment for International Peace (2025) menunjukkan bahwa pengakuan satu negara terhadap entitas yang memisahkan diri cenderung memicu reaksi domino dari negara-negara lain, baik dalam bentuk pengakuan maupun penolakan. Studi ini menyoroti bahwa faktor strategis, seperti kepentingan keamanan dan ekonomi, sering menjadi pertimbangan utama dalam keputusan pengakuan, di samping pertimbangan hukum internasional.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Langkah Israel ini bisa dilihat sebagai upaya memperluas pengaruh di kawasan yang kaya sumber daya dan strategis secara maritim, sekaligus memperkuat posisinya di forum internasional. Di sisi lain, penolakan dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika mencerminkan kekhawatiran terhadap preseden yang bisa memicu konflik pemisahan diri di wilayah mereka sendiri. Ini adalah permainan catur geopolitik yang kompleks, di mana keputusan satu negara bisa mengguncang stabilitas kawasan.

Studi Kasus:
Kasus pengakuan Israel atas Somaliland bisa dibandingkan dengan pengakuan sejumlah negara terhadap Kosovo pada 2008. Pengakuan tersebut memicu reaksi keras dari Serbia dan sekutunya, Rusia, yang menolak pengakuan tersebut dan menganggap Kosovo masih bagian dari wilayah Serbia. Kasus ini menunjukkan betapa sensitifnya isu pengakuan kedaulatan dan potensi konflik yang ditimbulkannya.

Infografis (Konsep):

  • Peta: Menunjukkan lokasi Somaliland di Tanduk Afrika, berbatasan dengan Djibouti, Ethiopia, dan Somalia, serta posisinya yang strategis di Teluk Aden.
  • Grafik: Menampilkan timeline sejarah Somaliland sejak memisahkan diri dari Somalia (1991) hingga pengakuan Israel (2025).
  • Diagram: Menunjukkan negara-negara yang mendukung dan menolak pengakuan Israel atas Somaliland.

Israel menjadi pelopor dalam mengakui Somaliland, tetapi langkah ini menuai gelombang penolakan dari negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan OKI. Di tengah ketegangan geopolitik yang semakin memanas, langkah ini bukan hanya soal pengakuan kedaulatan, tapi juga pertaruhan pengaruh dan stabilitas di kawasan yang strategis. Masa depan Somaliland masih penuh ketidakpastian, dan dunia terus mengawasi bagaimana dinamika ini akan berkembang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan