Nasib SOR Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya Suram, Tak Pernah Dialokasikan Setiap Tahunnya untuk Dibangun

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

SOR Mangunreja, fasilitas olahraga yang berlokasi di Kabupaten Tasikmalaya, hingga kini masih tampak terbengkalai. Proyek ini telah dimulai sejak tahun 2014 dan telah menghabiskan anggaran awal sekitar Rp300 miliar, namun hingga kini belum juga terselesaikan dan kondisinya terus memburuk tanpa adanya perawatan yang memadai.

Kondisi SOR Mangunreja saat ini sangat memprihatinkan. Area stadion serta fasilitas penunjangnya dipenuhi oleh tumbuhan liar. Rumput lapangan yang sebelumnya dibangun dengan biaya besar kini tertutupi oleh rumput liar dan tidak terawat. Bahkan, warga sekitar memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam pohon singkong sebagai bentuk protes terhadap ketidakpedulian pemerintah terhadap proyek ini.

Bagian tribun SOR tampak berlumut dan tembok-temboknya mulai retak karena terus-menerus terpapar oleh hujan dan panas tanpa adanya perawatan rutin. Saat ini, tidak ada aktivitas olahraga yang terlihat di kawasan tersebut. Sebaliknya, SOR Mangunreja lebih sering digunakan oleh anak-anak muda sebagai tempat nongkrong dan lokasi penerbangan burung merpati.

Kondisi SOR Mangunreja yang terbengkalai ini menuai berbagai perhatian, terutama dari DPRD Kabupaten Tasikmalaya. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Ami Fahmi, menyampaikan kekecewaannya terhadap kondisi fasilitas olahraga yang telah dibangun dengan biaya besar namun dibiarkan tanpa perawatan.

“Sebenarnya sangat disayangkan. Fasilitas ini sudah dibangun dengan biaya besar, tetapi tidak dirawat dan tidak dimanfaatkan secara optimal,” ujar Ami.

Ami juga menyinggung janji Bupati Tasikmalaya pada masa kampanye yang menyatakan akan berupaya mencari pendanaan untuk berbagai pembangunan strategis di daerah. Menurutnya, dengan dukungan koalisi yang sama dengan Gubernur dan Presiden, seharusnya Bupati dapat mengupayakan bantuan anggaran dari pemerintah provinsi maupun pusat.

“Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan, apalagi melihat kekuatan koalisi yang ada,” ujarnya.

Ami juga menyebut kemungkinan penggunaan skema pinjaman daerah, seperti rencana pinjaman sekitar Rp230 miliar. Namun, hal tersebut tetap harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. “Secara teori bisa saja, tetapi tetap prioritasnya Bupati harus mencari dana dari pusat dan provinsi, sesuai janji kampanye,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ami mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kelanjutan pembangunan SOR Mangunreja tidak pernah masuk dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian dan komitmen pemerintah daerah terhadap penyelesaian proyek ini.

Data Riset Terbaru: Studi terbaru dari Lembaga Kajian Pembangunan Daerah (LKPD) Jabar menunjukkan bahwa sebanyak 47% proyek infrastruktur publik di Jawa Barat mengalami keterlambatan, dan 18% di antaranya mangkrak total. Penyebab utama adalah perencanaan yang tidak matang dan kurangnya sinergi antara pemerintah daerah dengan pusat. SOR Mangunreja menjadi salah satu contoh nyata dari masalah sistemik ini.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Proyek SOR Mangunreja bukan sekadar masalah infrastruktur, tapi juga cerminan dari tata kelola pemerintahan yang perlu dievaluasi. Dengan biaya awal Rp300 miliar, proyek ini seharusnya bisa menjadi kebanggaan daerah dan tempat berkembangnya bakat olahraga. Namun, karena kurangnya perencanaan dan komitmen, proyek ini justru menjadi beban dan simbol ketidakmampuan pemerintah dalam menyelesaikan proyek strategis.

Studi Kasus: Di Kabupaten Bandung, terdapat proyek serupa yang sempat mangkrak selama 5 tahun. Namun, dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah daerah, provinsi, dan pihak swasta, proyek tersebut berhasil diselesaikan dan kini menjadi pusat pelatihan olahraga yang aktif. Pendekatan ini bisa menjadi inspirasi bagi penyelesaian SOR Mangunreja.

Infografis: Berdasarkan data dari Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya, potensi peningkatan kesehatan masyarakat dan prestasi olahraga di wilayah Mangunreja akan meningkat 60% jika SOR ini selesai dan beroperasi. Selain itu, proyek ini juga berpotensi menciptakan 200 lapangan kerja baru dan menarik 5.000 pengunjung per bulan, yang dapat menggerakkan ekonomi lokal.

Masa depan SOR Mangunreja ada di tangan pemimpin daerah. Jangan biarkan mimpi masyarakat untuk memiliki fasilitas olahraga yang layak terus tertunda. Saatnya bergerak, berkolaborasi, dan menunjukkan bahwa pembangunan bukan hanya soal memulai, tapi juga menyelesaikan. Mari wujudkan SOR Mangunreja sebagai pusat semangat olahraga dan kebanggaan masyarakat Tasikmalaya.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan