Wali Kota Tanggap: Gunungan Sampah di Ciputat Masih Berserakan, Pengangkutan Dilakukan Bertahap

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, menanggapi keluhan warga Ciputat mengenai tumpukan sampah yang masih menumpuk di sejumlah titik. Benyamin menjelaskan bahwa proses pengangkutan sampah dilakukan secara bertahap, dengan fokus utama pada lokasi-lokasi yang paling mengganggu kenyamanan warga dan arus lalu lintas. Salah satu lokasi yang mendapat perhatian khusus adalah sekitar Pasar Ciputat dan Pasar Cimangis, di mana tumpukan sampah telah menutup sebagian jalan dan menyebabkan kemacetan serta bau tidak sedap.

Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Tangsel telah menyiapkan rencana penanganan dan pengangkutan di kedua titik tersebut. Benyamin memahami kekhawatiran warga terkait potensi penyakit yang bisa timbul dari tumpukan sampah tersebut, dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Ia menegaskan komitmen pemerintah kota untuk terus memperbaiki layanan kebersihan demi kenyamanan bersama.

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa tumpukan sampah yang ditutup terpal di Jalan Aria Putra, Ciputat, mengeluarkan bau menyengat dan mengambil sedikit lajur kendaraan. Sementara di samping Pasar Cimanggis, tumpukan sampah juga menutup sebagian jalan, menyebabkan pengendara harus menghindar dan menutup hidung karena bau yang tidak sedap. Warga berharap penanganan segera dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan dan kenyamanan masyarakat sekitar.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2025 menunjukkan bahwa penanganan sampah di kota-kota besar di Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan. Dari 100 kota besar, hanya 35% yang memiliki sistem pengelolaan sampah yang efektif, sementara 65% masih mengandalkan pembuangan terbuka atau penumpukan sementara. Di Tangerang Selatan, jumlah sampah yang dihasilkan mencapai 1.200 ton per hari, dengan tingkat pengelolaan yang baru mencapai 60%. Sisanya masih menunggu proses pengangkutan dan pengolahan.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Masalah sampah di Tangerang Selatan mencerminkan tantangan urbanisasi cepat yang dihadapi banyak kota di Indonesia. Dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang pesat, volume sampah meningkat drastis, sementara infrastruktur dan sumber daya manusia untuk pengelolaannya belum sepenuhnya siap. Solusi jangka pendek seperti pengangkutan bertahap perlu didukung oleh strategi jangka panjang, termasuk peningkatan kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA), edukasi masyarakat tentang pemilahan sampah, serta penerapan teknologi pengolahan sampah modern.

Studi Kasus:
Kota Surabaya menjadi contoh sukses dalam pengelolaan sampah melalui program “Surabaya Green and Clean”. Program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemilahan sampah, pemanfaatan sampah organik menjadi kompos, serta penerapan teknologi pengolahan sampah terpadu. Hasilnya, Surabaya mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA hingga 40% dalam lima tahun terakhir. Pendekatan serupa bisa diadopsi oleh Tangerang Selatan dengan menyesuaikan kondisi lokal dan melibatkan seluruh stakeholders.

Infografis:

  • Volume Sampah Harian di Tangsel: 1.200 ton
  • Tingkat Pengelolaan Sampah: 60%
  • Target Pengelolaan 2026: 80%
  • Jumlah Titik Penumpukan Sampah: 15 titik
  • Rencana Penanganan: Bertahap, fokus pada 5 titik prioritas

Mengatasi masalah sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban bersama seluruh masyarakat. Dengan kolaborasi dan komitmen kuat, Tangerang Selatan bisa menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan nyaman untuk ditinggali. Ayo mulai dari diri sendiri, kelola sampah dengan bijak, dan dukung program kebersihan di lingkungan sekitar!

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan