Tembok Penahan Tanah di Mojokerto Longsor dan Rusakkan 1 Rumah Warga

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tanah longsor terjadi di Dusun Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto pada Kamis (25/12) sekitar pukul 15.30 WIB. Peristiwa ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang membuat tembok penguat tanah (TPT) yang berada di lokasi tidak mampu menahan tekanan, sehingga runtuh dan merusak satu unit rumah milik warga.

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, kondisi TPT yang kurang kuat serta ketinggiannya yang mencapai sekitar 6 meter menjadi faktor utama longsor. Panjang area yang terdampak longsor mencapai sekitar 10 meter, termasuk sebagian badan jalan lingkungan yang ikut tergerus.

Material tanah dan lumpur yang runtuh menghantam rumah milik Paikan yang berada tepat di bawah TPT. Rumah permanen seluas 14×6 meter persegi tersebut mengalami kerusakan parah hingga mencapai 90 persen. Dinding dan atap rumah ambruk akibat terhantam material longsor.

TPT yang runtuh tersebut sebenarnya telah dibangun pada tahun 2022 sebagai upaya penguatan tanah di lokasi yang rawan longsor. Namun, intensitas hujan yang tinggi dan struktur TPT yang mungkin kurang memadai menyebabkan bencana ini tak terhindarkan.

Meski kerusakan rumah cukup parah, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. BPBD setempat telah melakukan asesmen dan penanganan awal di lokasi kejadian.


Data Riset Terbaru:
Studi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tahun 2024 menunjukkan bahwa daerah dengan kemiringan lereng di atas 30 derajat dan curah hujan tahunan di atas 2.000 mm memiliki risiko longsor sangat tinggi. Di Jawa Timur, kawasan pegunungan seperti Trawas termasuk dalam kategori rawan longsor, terutama saat musim hujan.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Bencana longsor di Trawas menjadi contoh nyata bagaimana infrastruktur pencegah bencana bisa gagal jika tidak didesain sesuai kondisi geografis dan iklim setempat. TPT yang dibangun tahun 2022 ternyata tidak cukup kuat menahan tekanan tanah saat hujan deras. Ini menunjukkan pentingnya kajian teknis mendalam sebelum membangun struktur pencegah longsor, termasuk mempertimbangkan daya dukung tanah, kemiringan lereng, dan pola curah hujan.

Studi Kasus:
Kejadian di Trawas mirip dengan longsor di Banjarnegara tahun 2014, di mana TPT yang ada juga tidak mampu menahan tekanan tanah. Namun, pasca-bencana di Banjarnegara, pemerintah menerapkan sistem Early Warning System (EWS) dan relokasi warga dari zona rawan. Pendekatan ini bisa menjadi referensi untuk daerah rawan longsor lainnya.

Infografis (dalam bentuk teks):

  • Lokasi: Dusun Balekambang, Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto
  • Waktu Kejadian: 25 Desember 2025, pukul 15.30 WIB
  • Penyebab: Curah hujan tinggi, TPT kurang kuat, ketinggian TPT 6 meter
  • Dampak: 1 rumah rusak 90%, TPT runtuh, jalan lingkungan longsor
  • Korban: Tidak ada korban jiwa
  • TPT Dibangun: Tahun 2022

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya mitigasi bencana yang komprehensif. Selain membangun infrastruktur pencegah longsor, perlu juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tanda-tanda awal longsor dan prosedur evakuasi. Dengan kombinasi teknologi, edukasi, dan kesiapsiagaan, risiko bencana alam bisa diminimalisir.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan