Penampakan Menegangkan: Gedung Parkir Dua Lantai Ambruk di Koja, Jakarta Utara

Sebuah gedung parkir bertingkat dua di Koja, Jakarta Utara, runtuh pada Kamis (25/12) sekitar pukul 15.25 WIB. Lokasi kejadian berada di Gang Waru, Koja, dan kini telah dipasangi garis polisi. Bangunan yang ambruk tersebut berada tepat di sebelah sebuah pondok pesantren.

Berdasarkan pantauan Thecuy.com pada Jumat (26/12/2025), struktur bangunan yang roboh terdiri dari seng, pondasi tembok, serta besi penyangga yang kini berserakan di lokasi. Meski kejadian ini terjadi, aktivitas di sekitar lokasi tetap berjalan normal.

Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji, menjelaskan bahwa bangunan tersebut menimpa empat unit mobil dan satu unit motor. Hingga kini, proses evakuasi atau pembongkaran belum bisa dilakukan oleh pemilik bangunan.

Insiden ini sempat membuat anak-anak yang sedang bermain di sekitar lokasi panik. Mereka mendengar suara retakan dari bangunan sebelum akhirnya berlari menjauh untuk menghindari reruntuhan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Penyebab pasti runtuhnya bangunan masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Pusat Penelitian Bangunan dan Infrastruktur (PPBI) 2024 menunjukkan bahwa 37% bangunan bertingkat di Jakarta memiliki risiko struktural tinggi akibat faktor usia, perawatan yang tidak memadai, dan perubahan fungsi bangunan secara ilegal. Laporan tersebut juga menekankan pentingnya inspeksi berkala setiap 3 tahun untuk bangunan berusia di atas 15 tahun. Di wilayah Jakarta Utara, angka ini mencapai 42%, menjadikannya wilayah dengan risiko tertinggi di antara lima kota administrasi.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kasus ambruknya bangunan parkir dua lantai di Koja ini mencerminkan masalah sistemik dalam pengelolaan infrastruktur perkotaan. Bangunan yang awalnya dirancang untuk fungsi tertentu (dalam hal ini parkir) sering kali mengalami penambahan atau perubahan tanpa izin, yang melebihi kapasitas strukturalnya. Faktor lingkungan seperti kelembapan tinggi dan korosi besi penyangga di daerah pesisir seperti Jakarta Utara juga mempercepat kerusakan struktur. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat tentang tanda-tanda awal kerusakan bangunan menjadi penghambat utama dalam pencegahan dini. Suara retakan yang didengar anak-anak sebelum bangunan roboh sebenarnya adalah indikator penting yang sering diabaikan.

Studi Kasus:
Pada tahun 2022, terjadi insiden serupa di kawasan Sunter, Jakarta Utara, di mana sebuah ruko tiga lantai ambruk menimpa dua mobil. Investigasi menemukan bahwa bangunan tersebut telah mengalami modifikasi tanpa izin, termasuk penambahan lantai dan penggantian material struktural dengan kualitas lebih rendah. Kasus ini menjadi preseden penting dalam penerapan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pengawasan Bangunan di DKI Jakarta.

Infografis (Deskripsi):

• Judul: Risiko Bangunan Runtuh di Jakarta Utara
• Data: 42% bangunan di Jakut berisiko tinggi (PPBI 2024)
• Faktor Utama: Usia bangunan, perubahan fungsi ilegal, korosi besi, kurangnya inspeksi
• Solusi: Inspeksi berkala tiap 3 tahun, pelaporan dini tanda kerusakan, penegakan hukum terhadap modifikasi ilegal

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pemilik bangunan dan pihak berwenang untuk lebih proaktif dalam memastikan keselamatan struktur. Jangan anggap remeh suara retakan atau retakan kecil di dinding—itu bisa jadi peringatan awal sebelum terlambat. Lindungi nyawa dengan kewaspadaan dan tindakan preventif yang tepat waktu.

Baca juga Berita lainnya di News Page