Daftar 24 Daerah di Sumatera yang Tetapkan Status Transisi Darurat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera telah membuat pemerintah daerah bergerak cepat untuk memulihkan kondisi. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat 24 kabupaten/kota di Sumatera yang telah memutuskan untuk beralih dari status tanggap darurat menjadi transisi darurat.

Abdul Muhari mengatakan bahwa pernyataan resmi ini merupakan bagian dari upaya pemulihan pasca-bencana yang dilakukan secara bertahap. “Untuk daerah-daerah yang sudah menyatakan pergeseran dari status tanggap darurat ke transisi darurat,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers, Jumat (26/12/2025).

Dari jumlah tersebut, enam kabupaten/kota berada di Aceh, sepuluh kabupaten tersebar di Sumatera Utara, dan lima kabupaten/kota berlokasi di Sumatera Barat. Di Aceh, daerah yang telah menyatakan transisi darurat antara lain Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Kota Subulussalam, Kota Langsa, Aceh Singkil, dan Aceh Besar. Beberapa di antaranya masih dalam proses pengesahan Surat Keputusan (SK).

Di Sumatera Utara, daerah yang telah memasuki fase transisi darurat mencakup Deli Serdang, Langkat, Mandailing Natal, Kota Sibolda, Kota Padang Sidempuan, Batubara, Binjai, Tebing Tinggi, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah. Sementara itu, di Sumatera Barat, terdapat lima wilayah, yaitu Kota Padang Panjang, Pasaman, Solok, Padang Pariaman, dan Kota Pariaman.

Selain itu, terdapat beberapa daerah yang masih dalam proses penerbitan SK transisi darurat, seperti Lima Puluh Kota, Pesisir Selatan, dan Kota Padang. Perubahan status ini menandai langkah penting dalam pemulihan pasca-bencana, di mana fokus utama mulai bergeser dari penanganan darurat ke pemulihan jangka panjang.

Dengan kondisi kabupaten/kota yang mulai pulih, diharapkan aktivitas masyarakat dapat kembali normal secara bertahap. Namun, upaya pemulihan masih membutuhkan kerja sama lintas sektor, termasuk dukungan logistik, perbaikan infrastruktur, serta pemantauan kondisi lingkungan secara berkala.

Banjir yang terjadi di Sumatera menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Dengan sistem peringatan dini yang lebih baik, penataan ruang yang bijak, serta partisipasi aktif masyarakat, diharapkan dampak bencana serupa dapat diminimalisasi di masa depan. Mari bersama-sama membangun ketahanan komunitas dan menjadikan pemulihan ini sebagai momentum untuk tumbuh lebih kuat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan