Wisatawan dari Kabupaten Tasikmalaya Tenggelam Setelah Melompat dari Bangkai Kapal MV Viking di Pangandaran

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pangandaran menjadi sorotan setelah seorang pemuda asal Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, bernama Hasim Fazari (20), meninggal dunia di Pantai Pasir Putih pada Kamis pagi (25/12/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Insiden tragis ini terjadi saat korban melompat dari atas bangkai kapal MV Viking, yang kini menjadi landmark wisata di wilayah tersebut.

Korban diketahui datang bersama kekasihnya menggunakan perahu wisata. Sebelum kejadian, pihak pengelola telah memberikan peringatan keras agar tidak naik ke atas bangkai kapal dan mewajibkan penggunaan pelampung. Namun, korban tetap nekat melanggar imbauan tersebut.

Menurut Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan, korban sebelumnya sempat berenang di sekitar kapal. “Ia berputar-putar lalu mendekati kapal Viking, kemudian naik ke atas dan terjun. Setelah itu tidak muncul lagi,” jelasnya.

Upaya penyelamatan dilakukan oleh pemilik perahu dan penyedia jasa snorkeling di sekitar lokasi. Beberapa menit kemudian korban ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri dan langsung dievakuasi ke RSUD Pandega. Sayangnya, nyawa korban tak tertolong dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 09.00 WIB.

Pascakejadian, tim gabungan termasuk unsur Forkopimda akan segera memasang spanduk peringatan di sekitar lokasi. Bupati Pangandaran, Hj Citra Pitriyami, juga telah menginstruksikan pemilik perahu dan penyedia jasa wisata untuk secara tegas melarang wisatawan naik ke bangkai kapal tersebut.

Bangkai MV Viking sendiri telah berada di lokasi sejak 2017, di masa pemerintahan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Kapal ini diledakkan sebagai bentuk penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal dan bangkainya sengaja dibiarkan sebagai simbol penegakan hukum di sektor kelautan.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data Balai Besar Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BBP-SDKP) Wilayah III Bandung, sejak 2017 hingga 2025 tercatat 15 kasus kecelakaan wisatawan di sekitar bangkai kapal MV Viking. Mayoritas korban adalah remaja usia 17-25 tahun dengan latar belakang pelajar dan mahasiswa. Faktor utama penyebab kecelakaan: kecerobohan, kurangnya pengawasan, serta minimnya pemahaman tentang bahaya arus laut di sekitar bangkai kapal.

Studi Kasus:
Sebuah studi dari Universitas Padjadjaran (2024) mengungkap bahwa 78% wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini tidak mengetahui bahwa area sekitar bangkai kapal memiliki arus bawah yang kuat dan tidak aman untuk berenang. Penelitian ini merekomendasikan pemasangan rambu bahaya yang lebih besar serta penerapan sistem izin khusus bagi wisatawan yang ingin mendekati kapal.

Insight Unik:
Bangkai MV Viking yang awalnya dimaksudkan sebagai simbol penegakan hukum, kini justru menjadi daya tarik wisata yang berbahaya. Ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara edukasi publik dan pengelolaan destinasi wisata. Simbol penegakan hukum harus diiringi dengan upaya edukasi yang masif agar tidak menjadi “jebakan wisata” yang memakan korban.

Pangandaran harus segera mengambil langkah konkret: memperketat pengawasan, meningkatkan edukasi keselamatan, serta mempertimbangkan pembatasan akses ke area berbahaya. Nyawa manusia tidak boleh dikorbankan demi sekadar sensasi berfoto di lokasi bersejarah. Mari jadikan tragedi ini sebagai pelajaran berharga untuk membangun pariwisata yang aman dan bertanggung jawab.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan