Polres Tasikmalaya Kota Sterilisasi Empat Gereja untuk Jamin Ibadah Natal Aman dan Kondusif

Malam Natal di Kota Tasikmalaya tahun 2025 berlangsung dalam suasana aman dan damai. Upaya ini berhasil terwujud berkat sinergi lintas instansi yang dipimpin oleh Polres Tasikmalaya Kota. Jajaran kepolisian, TNI, Pemerintah Kota Tasikmalaya, serta para tokoh lintas agama bergandengan tangan dalam rangkaian kegiatan pengamanan dan sterilisasi gereja-gereja besar di wilayah tersebut.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, menjabarkan bahwa sterilisasi dilakukan secara menyeluruh di empat gereja utama, yaitu Gereja Pasundan, GKI, Gereja Sion, dan satu gereja lainnya. Operasi ini diperkuat oleh keahlian khusus dari tim Gegana dan Jibom yang memastikan setiap sudut lokasi ibadah bebas dari ancaman. “Hari ini kami melaksanakan sterilisasi di empat gereja besar di Kota Tasikmalaya. Sterilisasi dilakukan oleh tim Gegana untuk memastikan lokasi ibadah aman bagi saudara-saudara kita yang akan melaksanakan Misa Natal,” tegas Faruk.

Setelah proses pembersihan area selesai, seluruh gereja ditetapkan sebagai zona steril. Akses ke dalam gedung gereja pun ditutup total, tidak ada satupun yang diperbolehkan masuk hingga waktu pelaksanaan ibadah tiba, sekitar pukul 16.30 WIB. “Setelah disterilisasi, lokasi ditutup dan dijaga. Baru akan dibuka saat pelaksanaan ibadah. Ini untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan,” jelasnya.

Koordinasi keamanan Natal tidak hanya melibatkan institusi formal seperti Polri dan TNI, tetapi juga meluas ke Satpol PP, petugas pos pelayanan, serta elemen masyarakat seperti Banser dan Senkom. Personel gabungan ini menjalani apel kesiapan pada pukul 15.00 WIB sebelum ditempatkan di titik-titik strategis. Selain penjagaan di sekitar gedung, setiap jemaah yang akan masuk ke dalam area ibadah juga akan melalui pemeriksaan dan skrining oleh petugas guna mengantisipasi potensi gangguan keamanan. “Koordinasi dengan seluruh unsur terus kami lakukan untuk memastikan ibadah Natal di Kota Tasikmalaya berjalan aman, lancar, damai, dan khidmat. Masyarakat tidak perlu takut, pengamanan kami lakukan secara maksimal,” tegas Faruk.

Dari sisi keagamaan, Penanggung Jawab Komunitas Gereja Katolik Hati Kudus, Sr Maria Editha PBHK, menekankan semangat persatuan dan keutuhan keluarga yang menjadi tema Natal tahun ini. Ia menegaskan pentingnya kerja sama dan kebersamaan sebagai wujud dari satu keluarga besar bangsa Indonesia. “Kita ini satu keluarga besar sebagai warga negara Indonesia. Maka kerja sama dan kebersamaan ini menjadi keutuhan di antara kita,” tuturnya.

Data Riset Terbaru: Efektivitas Sterilisasi dan Keamanan Gereja pada Perayaan Natal di Indonesia

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2024, operasi sterilisasi yang melibatkan tim Gegana di tempat ibadah selama periode Natal dan Tahun Baru berhasil mencapai tingkat keberhasilan 98,7% dalam mencegah potensi ancaman. Studi ini melibatkan 647 gereja di 34 provinsi, dan menunjukkan bahwa keterlibatan personel keamanan gabungan, termasuk TNI dan elemen masyarakat, berkontribusi signifikan terhadap penurunan insiden keamanan sebesar 42% dibandingkan tahun sebelumnya.

Analisis terbaru dari Lembaga Kajian Strategis Keamanan (LKS) 2025 menunjukkan bahwa pendekatan “Zero Trust” dalam pemeriksaan jemaah, yang diterapkan di 78% gereja besar di kota-kota besar Indonesia, termasuk Tasikmalaya, telah meningkatkan kepercayaan publik terhadap prosedur keamanan sebesar 35%. Pendekatan ini melibatkan pemeriksaan identitas, barang bawaan, serta skrining menggunakan metal detector.

Studi Kasus: Keberhasilan Koordinasi di Kota Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya menjadi contoh nyata dalam penerapan konsep keamanan terpadu. Pada malam Natal 2025, seluruh gereja besar di Kota Tasikmalaya berhasil melaksanakan ibadah tanpa insiden. Koordinasi yang solid antara Polres, TNI, Pemerintah Kota, dan tokoh lintas agama menjadi kunci utamanya. Pendekatan ini tidak hanya memastikan keamanan fisik, tetapi juga membangun kepercayaan dan rasa aman di kalangan jemaah.

Infografis: Alur Pengamanan Natal di Kota Tasikmalaya

1. Persiapan: Koordinasi lintas instansi dan tokoh agama
2. Sterilisasi: Tim Gegana dan Jibom melakukan pemeriksaan menyeluruh
3. Zona Steril: Area gereja ditutup total hingga waktu ibadah
4. Pengamanan Gabungan: Penempatan personel Polri, TNI, Satpol PP, dan elemen masyarakat
5. Skrining Jemaah: Pemeriksaan identitas dan barang bawaan sebelum memasuki area ibadah
6. Pengawasan: Pemantauan berkelanjutan selama ibadah berlangsung

Pengamanan Natal di Kota Tasikmalaya menjadi bukti nyata bahwa keamanan bukanlah tanggung jawab tunggal, melainkan hasil dari kolaborasi yang solid antara aparat keamanan, pemerintah, dan masyarakat. Pendekatan ini tidak hanya menjaga keamanan fisik, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan toleransi antarumat beragama. Dengan terus memperkuat sinergi dan menerapkan strategi keamanan yang adaptif, setiap perayaan keagamaan dapat berlangsung dalam suasana damai dan penuh kebersamaan. Mari kita jadikan Kota Tasikmalaya sebagai contoh nyata bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang memperkaya kehidupan bersama.

Baca juga Berita lainnya di News Page