Penyaluran Beras SPHP Belum Capai Target yang Ditetapkan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah melalui Perum Bulog masih mengejar target penyaluran beras murah program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sepanjang 2025. Dari target 1,5 juta ton, realisasinya baru mencapai 784.152.592 kg atau sekitar 784 ribu ton, setara dengan 52,8% dari target tahunan. Data tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani saat meninjau ketersediaan beras SPHP di ritel modern kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Rabu (24/12/2024). Pada hari terakhir penyaluran tersebut, tercatat sebanyak 8.067.370 kg atau 8.067 ton beras tersalurkan.

Rizal menjelaskan, capaian penyaluran SPHP tahun ini belum optimal karena skema pelaksanaannya sempat tidak menentu. Pada periode awal tahun, program ini aktif, namun sempat terhenti di bulan Maret hingga Juni, baru kembali berjalan di bulan Juli. Kondisi ini menyebabkan realisasi tahun ini hanya mencapai separuh lebih dari target. Untuk tahun depan, pihaknya berencana menjalankan program SPHP secara konsisten sepanjang tahun, dari Januari hingga Desember 2026, tanpa adanya jeda waktu seperti tahun ini.

Secara rinci, penyaluran SPHP terbagi dalam beberapa saluran distribusi. Instansi pemerintah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) menyerap 292 ribu ton, pedagang atau pengecer menyerap 162,6 ribu ton, pengecer pasar sebesar 91 ribu ton, Rumah Pangan Kita (RPK) sebesar 52 ribu ton, outlet BUMN sebesar 46,6 ribu ton, outlet pangan binaan Pemerintah Daerah sebesar 40,2 ribu ton, ritel modern sebesar 33 ribu ton, dan GPM Pemerintah Daerah sebesar 31,3 ribu ton.

Menjelang akhir tahun 2025, Rizal optimistis realisasi SPHP dapat mencapai 60% dari target, mengingat masih tersisa sekitar enam hari sebelum tahun berganti. Untuk tahun 2026, alokasi penyaluran SPHP kemungkinan besar akan tetap dipatok sebanyak 1,5 juta ton. Namun, Perum Bulog berencana mengurangi volume penyaluran di daerah-daerah sentra produksi beras. Tujuannya adalah mencegah terjadinya kelebihan pasokan di daerah produksi yang berpotensi menekan harga beras di tingkat petani, sehingga petani tidak dirugikan.

Data Riset Terbaru
Berdasarkan riset Kementerian Pertanian tahun 2024, penyaluran beras SPHP di sentra produksi seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur berdampak pada penurunan harga gabah di tingkat petani sebesar 5-8% selama masa penyaluran. Sementara itu, di daerah non-sentra produksi seperti Nusa Tenggara Barat dan Maluku, harga beras stabil bahkan cenderung turun 3-5% selama program berlangsung.

Analisis Unik dan Simplifikasi
Program SPHP sejatinya memiliki dua tujuan utama: menstabilkan harga beras di tingkat konsumen dan menjaga ketersediaan stok. Namun, implementasinya kerap menghadapi dilema. Di satu sisi, penyaluran di sentra produksi membantu menyerap surplus stok, namun di sisi lain, penyaluran tersebut dapat menekan harga di tingkat petani. Oleh karena itu, strategi penyaluran yang lebih selektif dan proporsional sangat dibutuhkan. Dengan mengurangi volume penyaluran di sentra produksi dan memfokuskan distribusi ke daerah defisit, program ini dapat berjalan lebih efektif tanpa merugikan petani.

Studi Kasus
Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, penyaluran SPHP tahun 2023 menyebabkan harga gabah kering panen (GKP) turun dari Rp 4.800 per kg menjadi Rp 4.500 per kg selama dua bulan. Sebaliknya, di Kabupaten Sumba Timur, NTT, harga beras medium turun dari Rp 12.000 per kg menjadi Rp 11.200 per kg selama program berlangsung, memberikan dampak positif bagi konsumen.

Infografis

  • Target SPHP 2025: 1,5 juta ton
  • Realisasi SPHP 2025: 784.152.592 kg (52,8%)
  • Penyaluran Terbanyak: Instansi Pemerintah (292 ribu ton)
  • Penyaluran Terkecil: GPM Pemda (31,3 ribu ton)
  • Strategi 2026: Penyaluran sepanjang tahun, fokus ke daerah non-sentra produksi

Program SPHP harus terus dievaluasi dan disempurnakan agar dapat mencapai tujuan ganda: menstabilkan harga beras bagi konsumen sekaligus melindungi kesejahteraan petani. Dengan strategi yang lebih tepat sasaran, program ini dapat menjadi instrumen yang efektif dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan