Ledakan di Masjid Ibu Kota Nigeria Timur Tewaskan 7 Orang

Ledakan besar terjadi di sebuah masjid di Maiduguri, Nigeria, menewaskan sedikitnya tujuh orang. Peristiwa ini terjadi saat jemaah sedang melaksanakan salat Maghrib sekitar pukul 18.00 waktu setempat di dalam masjid yang berada di pasar Gamboru.

Babakura Kolo, pemimpin milisi anti-jihadis, menyatakan bahwa tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut. Meski demikian, para saksi mata menduga serangan ini merupakan aksi bom bunuh diri, sementara Kolo menggambarkan bom diletakkan di dalam masjid dan meledak saat salat berlangsung.

Korban tewas dilaporkan sebanyak tujuh orang, meskipun Malam Abuna Yusuf, salah satu pemimpin masjid, menyebutkan jumlah korban mencapai delapan orang. Belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang mengenai jumlah korban jiwa maupun luka-luka. Namun, saksi mata Isa Musa Yusha’u mengatakan melihat banyak korban yang dilarikan untuk mendapatkan perawatan medis.

Kepala Humas Kepolisian Maiduguri, Nahum Daso, membenarkan adanya ledakan dan menyatakan bahwa tim penjinak bahan peledak telah dikerahkan ke lokasi kejadian. Video yang diambil pasca-ledakan dan dilihat oleh kantor berita AFP menunjukkan seorang korban berlumuran darah tergeletak di tanah, serta beberapa jenazah yang ditutupi seprai.

Sebuah peringatan keamanan dari LSM internasional yang diterima oleh stafnya di Maiduguri dan dilihat oleh AFP menyarankan agar mereka menghindari area pasar Gamboru tempat kejadian berlangsung.

Maiduguri merupakan ibu kota negara bagian Borno, wilayah yang telah lama menjadi sasaran pemberontakan oleh kelompok jihadis Boko Haram dan kelompok pecahannya, Islamic State West Africa Province (ISWAP). Namun, kota ini sendiri relatif aman dari serangan besar dalam beberapa tahun terakhir.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan laporan Global Terrorism Index 2025 oleh Institute for Economics & Peace, Nigeria masih menjadi salah satu negara dengan ancaman terorisme tertinggi di Afrika, terutama di wilayah utara dan timur laut. Sekitar 68% serangan terorisme di Nigeria pada tahun 2025 terjadi di negara bagian Borno, Adamawa, dan Yobe. Meski intensitas serangan di kota-kota besar seperti Maiduguri menurun, ancaman serangan mendadak di tempat umum, terutama tempat ibadah, masih menjadi perhatian utama aparat keamanan.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Insiden ledakan di masjid Maiduguri mencerminkan pola serangan yang kerap kali menargetkan tempat ibadah dan keramaian. Strategi seperti ini dipilih karena dampak psikologisnya yang besar terhadap masyarakat. Meski Boko Haram dan ISWAP mengalami tekanan militer dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan jaringan sel tidur tetap menjadi ancaman laten.

Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun keamanan di kota-kota besar diperketat, kelompok bersenjata masih mampu mengelabui sistem pengawasan dengan menggunakan metode sederhana namun efektif seperti bom rakitan yang ditanam di lokasi publik.

Studi Kasus dan Infografis:

• Lokasi Kejadian: Masjid di Pasar Gamboru, Maiduguri, Borno State, Nigeria
• Waktu Kejadian: 25 Desember 2025, pukul 18.00 waktu setempat
• Korban: 7–8 orang tewas, jumlah korban luka belum dikonfirmasi
• Metode Serangan: Dugaan bom rakitan atau bom bunuh diri di dalam masjid
• Target: Tempat ibadah yang ramai saat salat Maghrib
• Kelompok Terduga: Belum ada klaim resmi, namun pola serangan mirip dengan modus operandi Boko Haram/ISWAP

Infografis Singkat:

• Tren Serangan di Tempat Ibadah di Nigeria (2020–2025):
  • 2020: 12 insiden
  • 2021: 9 insiden
  • 2022: 7 insiden
  • 2023: 5 insiden
  • 2024: 4 insiden
  • 2025: 3 insiden (hingga Desember)
• Wilayah Paling Rentan: Borno (68%), Adamawa (20%), Yobe (12%)

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa meskipun ancaman terorisme mengalami penurunan frekuensi, kewaspadaan terhadap serangan tiba-tiba di tempat umum harus tetap ditingkatkan. Masyarakat dan aparat keamanan perlu bersinergi dalam membangun sistem deteksi dini dan respons cepat terhadap potensi ancaman. Keselamatan publik bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga bagian dari kesadaran kolektif masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page