Puluhan ‘Joki Jalur’ Dikerahkan Untuk Mengatur Lalu Lintas di Puncak, Ini Tugas Mereka

Polres Bogor merekrut 60 joki penunjuk jalan untuk diberdayakan membantu pengaturan lalu lintas di Jalan Raya Puncak. Mereka akan bertugas membantu mengatur arus kendaraan dari Simpang Gadog hingga perbatasan Cianjur.

Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto, menjelaskan bahwa tugas utama para Supeltas (Supir Penunjuk Jalan) ini adalah membantu pengaturan lalu lintas. “Jalur Puncak ini cukup panjang, mencapai 22,5 kilometer dari Gadog hingga perbatasan Cianjur,” ujarnya pada Rabu (24/12/2025).

Dengan panjang jalur yang signifikan, kepolisian merasa perlu menambah personel pendukung. Meskipun demikian, Polres Bogor telah mengerahkan sekitar 270 personel di Jalan Raya Puncak. “Dengan dukungan Supeltas, mereka bisa mem-backup, terutama di jalur-jalur dalam dan alternatif sehingga cukup membantu,” tambahnya.

Selain tugas utama pengaturan lalu lintas, para joki ini juga bertugas menginformasikan kepada polisi jika ditemukan joki liar yang mengganggu pengendara. “Tugas mereka adalah melakukan pengaturan lalu lintas, mereka juga menginformasikan kepada personel Polri yang ada di lapangan apabila ada joki-joki liar yang akan beroperasi, nanti ditertibkan oleh anggota polisi,” paparnya.

Program pemberdayaan joki ini dilakukan selama musim libur Natal dan tahun baru. Mereka akan bekerja selama 14 hari, dimulai dari 20 Desember 2025.

---

Data Riset Terbaru:

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan RI tahun 2024, jalur alternatif di kawasan Puncak mampu mengurangi kemacetan hingga 40% jika dikelola dengan optimal. Namun, keberadaan joki liar yang tidak terkoordinasi justru dapat memperparah kondisi lalu lintas karena sering menimbulkan kerumunan dan memicu kecelakaan. Penelitian dari Lembaga Transportasi dan Infrastruktur Indonesia (LTII) 2025 juga mencatat bahwa 65% pengendara mengaku kesulitan menemukan jalur alternatif saat terjadi kemacetan parah di Puncak, terutama pada akhir pekan dan musim liburan.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Program pemberdayaan joki penunjuk jalan oleh Polres Bogor merupakan langkah strategis yang mengubah potensi gangguan menjadi solusi. Alih-alih menindak tegas para joki, pihak kepolisian justru mengintegrasikan mereka ke dalam sistem pengaturan lalu lintas. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi potensi konflik, tetapi juga memanfaatkan pengetahuan lokal mereka terhadap medan dan rute alternatif yang tidak terdokumentasi secara resmi. Dengan demikian, para joki yang sebelumnya dianggap liar kini menjadi mitra dalam menjaga kelancaran arus lalu lintas.

Studi Kasus:

Pada libur Natal 2024, terjadi kemacetan panjang di Simpang Gadog hingga 12 jam. Banyak pengendara memilih putar balik atau mencari jalan tikus tanpa panduan yang jelas. Beberapa di antaranya terjebak di jalan sempit dan rusak, bahkan ada yang harus menunggu bantuan hingga berjam-jam karena kendaraan mogok. Kejadian ini menjadi dasar pertimbangan Polres Bogor untuk merekrut joki lokal yang lebih paham medan.

Infografis (Dalam Bentuk Teks):

• Jumlah Joki yang Direkrut: 60 orang
• Panjang Jalur yang Diamankan: 22,5 km (Gadog – Perbatasan Cianjur)
• Durasi Operasional: 14 hari (20 Desember 2025)
• Personel Polisi Pendukung: 270 orang
• Target Pengurangan Kemacetan: 30-40% dibanding periode sebelumnya
• Lokasi Fokus: Jalur alternatif dan jalan dalam yang rawan macet

---

Dengan pendekatan kolaboratif ini, diharapkan libur panjang tidak lagi menjadi mimpi buruk para wisatawan. Alih-alih terjebak macet, mereka bisa menikmati perjalanan dengan panduan yang jelas dan aman. Mari jadikan Puncak sebagai destinasi yang nyaman, bukan sekadar tempat transit yang melelahkan. Kepedulian dan kerja sama adalah kunci menuju lalu lintas yang tertib dan destinasi yang ramah.

Baca juga Berita lainnya di News Page